Seni Budaya Darmaraja Harus Kembali Digaungkan

oleh
IST: Salah satu acara budaya Darmaraja. Sejak sejumlah wilayah digenangi Bendungan Jatigede, seni dan budaya Darmaraja agak meredup.

RADARSUMEDANG.ID – Budaya, seni tradisional dan etnik Darmaraja harus digaungkan kembali. Sejak tergenangnya sebagian wilayah Darmaraja, seperti wilayah Cipaku dan Leuwihideung oleh Waduk Jatigede, gaung budaya dan seni tradisional Darmaraja agak meredup.

“Cipaku dan Leuwihideung adalah wilayah dimana memiliki historis yang tinggi untuk Sumedang. Dulu rutin acara budaya digelar di dua wilayah itu,” ujar tokoh muda budaya dari Komunitas Masyarakat Adat Darmaraja (Madara), Hadi Barkah, Senin, (28/2).

Menurut Hadi, guna menggaungkan kembali sejarah budaya Darmaraja, perlu adanya event yang bisa mewadahi atau menunjukan kembali pelestarian budaya yang mulai redup. Seperti festival budaya atau acara yang bersentuhan dengan kearifan lokal.

“Tentunya mengangkat kembali khasanah budaya Darmaraja perlu diinisiasi oleh berbagai elemen. Terutama pemuda di Darmaraja. Mengingat Darmaraja itu cikal bakal Sumedang, makanya jangan sampai nilai histori ini meredup,” katanya.

Hadi menyatakan, banyak acara ritual yang dulu kerap digelar di Darmaraja seperti Ritual Mulud Tembong Agung, Ngalokat Cimanuk, Sapeuting di Darmaraja dan lainnya.

“Insya Allah tahun ini kalau memungkinkan kami juga berencana untuk membuat event budaya. Tujuannya, ya untuk pelestarian budaya dan menunjang wisata budaya Sumedang,” katanya.

Sebagai gambaran, kata Hadi, saat ini sejumlah budayawan lokal di Sumedang sedang mengkonsep ritual Ngalarung Danau di perairan Waduk Jatigede, khususnya di wilayah yang dulunya merupakan kawasan makam keramat.

Meski baru sebatas wacana, namun menurutnya ritual Ngalarung Danau akan menjadi event budaya yang menarik, karena rencananya akan dikemas dengan pendekatan ritual tradisional masyarakat buhun.

“Konsepnya jelas mengkolaborasi budaya tradisi dan menciptakan budaya yang bisa menjadi agenda wisata budaya. Contoh, nanti semua perahu yang ada di perairan waduk dihias, kemudian setiap perahu membawa sesajen dan dilarungkan di danau,” ujar Hadi.

Menurutnya, banyak nilai yang akan dipetik, ketika ritual tradisional itu terealisasi. Selain bukti wujud syukur masyarakat, ada nilai lain yang akan didapat, seperti bangkitnya gotong royong masyarakat, memelihara rasa hormat terhadap leluhur. Dan lebih jauhnya bisa dijadikan pilot projek wisata budaya dan wisata air.

“Ya mudah-mudahan pandemi segera usai dan konsep ritual ini bisa dilaksanakan,” katanya. (gun)