Riset Kanker Payudara Perlu Aspek Sosial, Budaya dan Sejarah

oleh
IST DIES NATALIS: Orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke-28 Fkep Unpad yang digelar secara hybrid, beberapa waktu lalu.

RADARSUMEDANG.ID – Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran (Fkep Unpad) Tuti Pahria S.Kp., M.Kes. Ph.D mengatakan bahwa saat ini riset terkait kanker payudara mayoritas menekankan pada aspek biomedikal. Masih minim riset kanker payudara yang menekankan pada aspek manusia secara komprehensif yang melibatkan aspek sosial, budaya dan sejarah.

“Mengapa ketiga hal ini penting, karena manusia merespons terhadap sesuatu yang terjadi pada tubuhnya tidak terlepas dari tradisi, situasi sosial dan budaya di mana orang tersebut berada,” kata Tuti saat membacakan orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke-28 Fkep Unpad yang digelar secara hybrid, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan penelitiannya, Tuti melihat bahwa perempuan yang memiliki pengalaman terkena kanker payudara berada dalam keadaan yang merepresentasikan sosial, budaya, juga harapan. Keadaan ini menimbulkan keterkaitan antara menafsirkan apa yang terjadi di masa sekarang, memahami masa lalu dan memandang masa depan.

“Pengalaman temporal perempuan Indonesia dengan kanker payudara tidak dapat ditata laksana atau tidak dapat di-treatment secara terpisah dari masa lalu, masa sekarang dan masa akan datang, tetapi harus disandingkan secara bersama-sama,” ujar Tuti.

Hal ini di antaranya terlihat dari bagaimana mencari pengobatan. Meski diawali dengan mencari pertolongan medis untuk menegakkan diagnosis, ada banyak pasien yang memilih pengobatan tradisional terlebih dahulu sebelum akhirnya beralih ke pengobatan medis. Hal ini menunjukkan tradisi dan budaya sangat menentukkan dalam pengambilan keputusan.

Selain itu, pasien juga melihat masa depan dalam pengambilan keputusannya dengan mengantisipasi apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.

“Masa lalu dan masa datang dibawa ke masa sekarang di mana partisipan membayangkan masa depan apa yang akan dihasilkan dari keputusan mereka yang diambil sekarang,” jelas Tuti. (tha)