Korban Penodongan Pisau Masih Trauma

oleh
FOR RADARSUMEDANG.ID MEMBERIKAN KETERANGAN: Kapolres Sumedang AKBP Indra Setiawan (tengah) saat memberikan keterangan kepada wartawan.

RADARSUMEDANG.ID – Salah seorang korban selamat peristiwa penodongan pisau di dalam angkot masih mengalami trauma. Korban bernama Idar (50) mengaku masih trauma atas insiden, saat angkot ditumpanginya melintas di depan SMAN Tanjungsari pada Kamis (22/9).

 

Ketika ditemui di rumahnya, Dusun Cirengganis RT 5/RW 1, Desa Haurgombong, Kecamatan Pamulihan, Idar menceritakan pengalaman pahit yang nyaris merenggut nyawanya itu. Peristiwa mencekam itu berawal saat dirinya naik angkot 05 dari Pasar Tanjungsari bersama anaknya, Lisnawati (25) dan cucunya yang masih berusia 2 tahun.

 

Selain itu di dalam angkot juga ada penumpang yang masih tetangganya, Rika Mulyani (24). Namun Rika yang sedang hamil 6 bulan sudah meninggal dunia lantaran terjatuh saat meloncat ke luar angkot untuk menyelamatkan diri.

 

Sedangkan pelaku naik angkot yang sama dari Alun-alun Tanjungsari. Baru beberapa saat angkot sedang melaju, pelaku mengeluarkan sebilah pisau dari tasnya. “Awalnya pelaku bicara sendiri. Baru tidak lama setelah itu ngeluarin pisau, terus ditodong-todongkan ke penumpang,” ujar Idar, Jumat (23/9).

 

Sambil mengibas-ngibaskan pisau, sambung Idar, pelaku juga mengatakan akan membunuh penumpang. Sontak para penumpang teriak ketakutan. Mendengar penumpang yang teriak-teriak, sopir pun panik dan semakin menginjak pedal gas mobil.

 

Karena berusaha kabur menyelamatkan diri, Lisnawati dan Rika memilih loncat dari angkot, tepat di depan SMAN Tanjungsari. Akibatnya, keduanya terjatuh dan menderita luka parah di bagian kepala hingga bersimbah darah.

 

“Saya langsung peluk cucu saya. Pelaku baru ditangkap saat angkot berhenti. Pelaku ditangkap warga sama penumpang yang di depan,” tuturnya.

 

Namun naas, meski mendapat penanganan medis di RSUD Sumedang, Rika dinyatakan meninggal dunia pada Kamis pukul 17.22 WIB, karena luka parah yang dideritanya. Sementara Lisnawati masih belum sadarkan diri. “Saya masih syok, masih trauma karena kejadian itu,” ucap Idar.

 

Sementara itu, Kapolres Sumedang AKBP Indra Setiawan mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas peristiwa penodongan di angkot itu. Pelaku, kata kapolres, sudah diamankan dan saat ini menjalani tes kejiwaan, karena pelaku diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

 

“Yang pertama tentunya kami melakukan penyelidikan. Adapun terkait dugaan pelaku sebagai ODGJ itu ditindaklanjuti dengan kami observasi ke ahli, kami bawa ke Rumah Sakit Jiwa Cisarua (Kabupaten Bandung),” katanya.

 

Meski diduga ODGJ, namun Indra memastikan sedang mendalami adanya dugaan tindak pidana pada insiden di angkot jurusan Tanjungsari – Cicalengka itu. “Informasinya hasil pemeriksaan (kejiwaan) 14 hari. Namun itu tetap domain dari ahli. Karena mungkin perlu observasi apakah pelaku benar-benar mengidap gangguan jiwa atau tidak,” ucapnya. (gun)