RADARSUMEDANG.ID – Memasuki bulan Rabiul Awal yaitu bukan dimana Rasullullah SAW dilahirkan, Karaton Sumedang Larang menggelar ritual Jamasan atau prosesi ngumbah pusaka di Gedung Srimanganti, Museum Prabu Geusan Ulun, Selasa (27/9).
Sebagaimana diketahui, ritual ngumbah pusaka merupakan sebuah ritual rutin yang dilakukan oleh Karaton Sumedang Larang untuk mencuci benda-benda pusaka peninggalan leluhur Sumedang.
Nonoman Karaton Sumedang Larang, yang juga Ketua Pengurus Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang (YNWPS), Rd. Lucky Djohari Soemawilaga, mengatakan, ngumbah pusaka merupakan bagian untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw
“Proses pencucian benda-benda pusaka ini diawali dengan prosesi kirab pusaka, yakni mengarak 7 benda pusaka yang menjadi koleksi unggulan Museum. Setelah proses kirab selesai, maka akan langsung dilakukan proses ritual jamasan untuk 7 benda pusaka koleksi unggulan Museum,” kata Lucky kepada RADARSUMEDANG.ID.
Adapun kata Lucky, selama proses jamasan berlangsung, ketujuh benda pusaka ini akan langsung dimandikan, disucikan, dibersihkan, dirawat dan dipelihara sesuai dengan karakteristik bahan dasar dari benda pusaka bersangkutan.
Selain itu pencucian benda-benda pusaka ini akan berlanjut hingga tanggal 7 Oktober 2022.
“Selain 7 benda pusaka unggulan, tentu masih banyak juga benda pusaka koleksi MPGU lainnya yang harus dibersihkan. Karena benda pusaka milik Keraton Sumedang Larang ini totalnya lebih dari seribu pusaka. Makanya proses pencuciannya juga akan dilaksanakan selama 11 hari, dan khusus yang hari Selasa ini hanya 7 benda pusaka inti saja,” jelas Lucky.
Sementara salah seorang artis papan atas yang sering hadir di berbagai kegiatan Karaton Sumedang Larang, Paramitha Rusady mendukung penuh apa yang dilakukan pihak Karaton.
Menurutnya penting memperkenalkan budaya terhadap generasi penerus.
“Penting sekali mengenalkan kekayaan budaya, karena kita orang Indonesia. Atas nama anak negeri dan putri Sumedang Larang doakan agar Sumedang Larang menjaga tradisi budaya, dan warisan leluhur,” katanya.
Sebagai informasi, tujuh benda pusaka yang dicuci diantaranya, Pedang Ki Mastak senjata pegangan Prabu Tadjimalela, Keris Ki Dukun peninggalan Prabu Gajah Agung, Keris Panunggul Naga peninggalan Prabu Geusan Ulun, Keris Naga Sasra I peninggalan Prabu Panembahan, Keris Naga Sasra II peninggalan Pangeran Kornel, Badik Curuk Aul 1 dan Badik Curuk Aul II peninggalan Mbah Jaya Perkosa. (jim)