RADARSUMEDANG.ID – Kecamatan Cisarua menjadi satu satunya kecamatan di Kabupaten Sumedang yang saat ini dinyatakan zero stunting. Hal tersebut lantaran Dinas Kesehatan (Dinkes) tidak menemukan kasus stunting.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Sumedang, Uyu Wahyudin mengatakan, zero stunting di wilayah Kecamatan Cisarua ini berdasarkan hasil pengukuran terhadap Balita yang dilakukan pada bulan penimbangan Balita Agustus 2022. “Sebelumnya kami di Dinkes Sumedang tidak percaya begitu saja usai menerima laporan. Sehingga tim dari Dinkes diturunkan ke lapangan untuk mengecek data tersebut dan hasilnya ternyata benar, Cisarua zero stunting,” ujar Uyu, Minggu (2/10).
Penanganan masalah stunting di Kecamatan Cisarua menurutnya sudah berjalan baik. Ia menggambarkan, tahun lalupun hanya ditemukan satu kasus stunting. “Tentunya kami sangat mengapresiasi sekali apa yang telah dilakukan oleh Cisaru, sehingga tahun ini Cisarua benar-benar zero stunting,” ujarnya.
Lebih jauh dikatakan, walaupun saat ini angka stunting di Sumedang terus mengalami penurunan, namun 3 kecamatan menunjukan angka stunting masih di atas 15 persen. Kecamatan itu yakni Kecamatan Cibugel 15,25 persen, Kecamatan Tanjungmedar 15,99 persen dan Kecamatan Jatigede 16,73 persen.
Kemudian, dari 48 desa lokus stunting di Kabupaten Sumedang pada 2022 ini ada 5 desa yang prosentase stunting masih di atas 20 persen. Lima desa itu yakni Desa Kadakajaya (Tanjungsari) Cintajaya (Jatigede), Boros (Tanjungkerta), Tanjungmedar (Tanjungmedar) dan Suriamedal (Surian).
Selain itu, lanjut Uyu, saat ini juga ada desa yang bukan lokus stunting tetapi angka stuntingnya di atas 20 persen yaitu desa Wargaluyu dan Karedok. Faktor determinan stunting yang memerlukan intervensi spesifik dan sensitif yaitu terkait kepemilikan JKN, akses air bersih dan jamban sehat, penyakit penyerta, kebiasaan merokok dalam keluarga dan riwayat kehamilan. (gun)