RADARSUMEDANG.ID – Wakil Ketua DPRD Sumedang, Jajang Heryana berharap tren permainan jaman dahulu (jadul) lato-lato atau dalam bahasa Sunda ‘nok-nok’ tidak dikaitkan dengan situasi dan kondisi tahun politik 2023.
Pasalnya belum lama ini ada sebuah opini yang menganggap bahwa tren lato-lato merupakan simbol perpecahan menjelang momentum kontestasi Pemilu 2024.
“Tolong jangan dihubung-hubungkan kesitu, kita harus yakin bahwa pembinaan keluarga dan masyarakat harus optimal sehingga tidak boleh terpecah-pecah oleh simbol ‘nok-nok’. Karena kalau arah sugestinya sudah kesana saling beradu, tentu akan terbawa juga,” kata Jajang saat dikonfirmasi RADARSUMEDANG.ID di Gedung Golkar, Rabu (10/1/2023).
Karenanya politisi Golkar ini mengajak agar masyarakat mematahkan sugesti tersebut menjelang tahun politik.
“Yang terpenting adalah bagaimana kita selaku kepala keluarga bisa membina keluarganya, pemerintah bisa membina masyarakatnya. Termasuk lembaga DPRD sebagai lembaga politik jangan terbawa isu-isu yang justru tidak ada manfaatnya dari fenomena ‘nok-nok’,” ujarnya seraya mengungkapkan sejak kecil sudah memainkan nok-nok.
Disisi lain lanjut Jajang, pihaknya justru menganggap bahwa tren lato-lato berdampak positif pada anak. Mengingat tren lato-lato telah menggeser ketergantungan anak terhadap gadget (smartphone) maupun game online yang jelas-jelas membawa pengaruh buruk kepada anak.
“Daripada sekarang anak-anak harus bermain dengan handphone juga game online yang tidak bermanfaat. Setidaknya mengalihkan mereka ke hal-hal yang diluar daya nalar mereka, jadi saya pikir tidak perlu ada larangan. Akan tetapi orang tua harus menghimbau agar dibatasi bermainnya saja, misalkan di waktu sekolah,” tuturnya. (jim)