Ini Pendapat Pakar Ekonomi Sirkular Tentang Tahu Sumedang

oleh
FOR RADARSUMEDANG.ID BERBINCANG: Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman bersama Pakar Ekonomi Sirkular Dr. Suseno Sukoyono berbincang di ruang kerjanya, Senin (20/2)

RADARSUMEDANG.ID – Pakar Ekonomi Sirkular Dr. Suseno Sukoyono mengatakan, Tahu Sumedang tidak banyak dijumpai di tempat lain karena beberapa faktor. Salah satunya karena faktor air dan pembuatannya yang berbeda dalam menghasilkan tahu sehingga ikonik dengan Sumedang.

 

“Sekarang pendekatan Tahu Sumedang yang tadinya menghasilkan limbah ini oleh sahabat-sahabat Pemda Kabupaten Sumedang dipikirkan limbahnya untuk mempunyai nilai tambah dan menjadi produk baru,” kata Suseno saat hadir pada Focus Group Discussion (FGD) Senin (20/2/2023), di Ruang Rapat Sekda, Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS).

 

Menurutnya, Sumedang mempunyai potensi yang berlimpah. Bukan hanya potensi alamnya saja, tetapi juga memiliki potensi sumber daya manusia yang dahsyat.

 

“Hari ini kita bicara tentang Ekonomi Sirkular yang pada dasarnya, kita menghindari hal-hal yang mubazir. Limbah yang tidak bernilai ekonomis bisa kita jadikan bernilai ekonomis. Jadi hasil akhir suatu produk itu menjadi materi awal untuk produk baru. Itu ekonomi sirkular,” ujarnya.

 

Ia juga menjelaskan bahwa, ekonomi sirkular sendiri merupakan konsep ekonomi yang berupaya memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku dan sumber daya agar dapat dipakai selama mungkin.

 

“Ekonomi Sirkular ini menjadi sebuah momentum yang diciptakan untuk menggerakkan Kabupaten Sumedang untuk menjadi kelas dunia,” ucapnya.

 

Sementara itu, Sekda Sumedang Herman Suryatman menyampaikan, ekonomi sirkular menjadi salah satu ‘tools’ atau alat untuk mengakselerasi perwujudan Visi Sumedang Simpati 2023.

 

Dikatakan Sekda, ekonomi sirkular ditempatkan sebagai salah satu model yang bisa memanfaatkan potensi Sumedang agar lebih efektif, lebih efisien. Yang mana goal-nya adalah proses awal produk berikutnya.

 

“Jadi tidak ada yang tidak dimanfaatkan. Ekonomi sirkular ini berputar, bukan linier. Misalkan ada sampah seolah-olah ada hal yang tidak bergunanya. Kalau ekonomi sirkular semuanya bermanfaat, semuanya berguna, itu luar biasa,” ujarnya.

 

Menurutnya, jika ekonomi sirkular diterapkan di Sumedang. Maka akan menjadi pembeda dengan daerah yang lainnya.

 

“Ini berawal dari gagasan Bupati dan Wakil Bupati menjadikan Sumedang kabupaten paling maju dan ini momentumnya. Makanya Pak Suseno yang ahli di bidang ekonomi memberikan support, kita manfaatkan dengan baik. Karena beliau sangat concern bukan hanya di Sumedang, tapi juga di tempat lain dari Sabang sampai Merauke,” katanya. (jim)