RADARSUMEDANG.ID – Ketua Komisi I DPRD Sumedang, Asep Kurnia mengaku prihatin dengan kondisi armada pemadam kebakaran di Sumedang yang telah lama rusak. Padahal sedari dulu, Komisi I DPRD Sumedang kata dia sudah berkali-kali mengingatkan kepada Pemerintah Daerah akan kebutuhan armada baru untuk unit mobil pemadam kebakaran.
Bahkan saat melakukan kunjungan langsung melihat kondisi mobil damkar yang ada di UPT Damkar wilayah Kota, dirinya juga mengaku prihatin lantaran kondisinya yang sudah sangat tidak layak.
“Tentunya miris sekali ketika mendengar petugas Damkar datang ke lokasi kebakaran warung tahu di Cimalaka minggu kemarin tanpa mobil pemadam. Sampai-sampai mereka bersama warga sekitar memadamkan api secara manual. Ini harus jadi perhatian, dan kami sudah ingatkan agar ini diperkuat,” kata Asep Kurnia kepada sejumlah awak media, Kamis (27/4) kemarin di Gedung DPRD Sumedang.
Politisi Golkar ini juga mengungkapkan, di setiap forum-forum pertemuan dengan eksekutif tak bosan-bosan mengingatkan, agar urusan sarana dan prasarana Damkar diperhatikan. Mengingat lembaga tersebut erat kaitannya dengan keselamatan masyarakat.
“Kita tahu pada saat hari jadi Satpol PP, Damkar, dan Linmas kemarin. Pak Bupati mengatakan akan ada beberapa inovasi terkait sarana dan prasarana Damkar. Akan tetapi hingga kini belum terealisasi,” ujarnya.
Karenanya ia berharap apa yang berkaitan dengan keselamatan masyarakat mestinya menjadi perhatian Pemkab Sumedang. Termasuk jika memang tidak ada anggaran untuk pembelian armada baru, minimal ada untuk pemeliharaan unit yang ada, bukan rekondisi.
“Terutama ya perkuat sarana, prasarana, dan SDM-nya. Kendaraan yang rusak itu, segera diperbaiki, dan saya berharap kejadian ini tak boleh terulang lagi,” tukasnya.
Dengan demikian, dirinya menggambarkan bagaimana Sumedang dengan total 26 kecamatan juga dengan pembagian UPT Damkar yang menangani beberapa kecamatan terdekat sangat membutuhkan waktu respon yang tepat dan armada yang mumpuni jika terjadi sebuah peristiwa kebakaran.
“Jelas harus ditambah. Namun untuk detail jumlah yang diperlukan, tentu harus ada kajian,” katanya. (jim)