Harga Sapi Ditawar Rendah

oleh
FOR RADARSUMEDANG.ID MENGELUH: Petani sapi di Kecamatan Wado mengeluhkan rendahnya harga sapi yang ditawar bandar. Murahnya harga sapi, salah satunya dampak dari LSD

RADARSUMEDANG.ID Petani dan pemilik sapi di wilayah Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang mengaku kecewa. Pasalnya, menjelang Hari Raya Iduladha tahun ini, harga sapi peliharaannya ditawar rendah oleh bandar dan konsumen.

 

Pemilik sapi di Dusun Cibitung, Desa Cikareo Selatan, Kecamatan Wado, Ada Suhada (63) mengatakan, turunnya harga tawar sapi oleh bandar disebabkan beberapa faktor. Antara lain, karena maraknya isyu penyebaran Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang ternak sapi.

 

Maraknya LSD pada sapi, sangat berpengaruh pada konsumen. Padahal, kata dia, sapi milik petani, terutama di wilayahnya tidak ada yang terserang LSD. “Saya juga mendengar bahwa tahun ini, banyak sapi didatangkan dari Jawa yang memang secara harga katanya lebih murah. Sehingga harga sapi yang ada disini ya otomatis jadi turun,” ujar Ada, Jumat (16/6).

 

Ia menggambarkan, menjelang Iduladha tahun lalu, harga tawar sapi, sesuai apa yang diharapkan para petani atau pemilik sapi di wilayahnya. Sehingga para petani dan pemilik sapi mendapatkan keuntungan yang lumayan, terlebih menjelang kurban.

 

“Tahun lalu, para bandar atau konsumen tak banyak nawar, karena sapi memang sulit dicari, akibat dampak pandemi Covid-19,” ucapnya.

 

Suhada membandingkan pada tahun ini, harga sapi yang tahun lalu berkisar Rp 22 juta, hanya ditawar sekitar Rp 18 juta. “Ya (harga) sangat jauh sekali, seharusnya tahun ini (harga sapi) bisa lebih dari Rp 22 juta. Karena setiap tahunnya kan biasa naik. Apalagi menjelang kurban,” katanya.

 

Namun demikian, kata dia, meski harga penawaran tergolong rendah, sudah banyak petani atau pemilik sapi yang menjual dengan harga yang ditentukan bandar. Karena para pemilik sapi juga khawatir jika sapi peliharaannya terserang LSD.

 

“Karena ada isu LSD itu, warga yang punya sapi juga agak khawatir, dan memilih sapinya dijual walau harganya tidak memuaskan. Daripada dipelihara nanti terserang penyakit,” ujar pemilik sapi lainnya, Lili.

 

Lili berharap masih adanya waktu menjelang Idul Adha, ada konsumen yang masih membutuhkan sapi dengan tawaran harga tinggi. Sehingga para pemilik sapi yang rata-rata petani mendapatkan keuntungan atau berkah dari Hari Raya Idul Adha.

 

“Kami menjamin sapi dari wilayah kami tidak berpenyakit. Karena terawat dengan baik dan sudah diperiksa kesehatannya oleh petugas,” ujarnya. (gun)