Siapkan Platform Digital Kepentingan Sektor Pertanian dan Ketahanan Pangan

oleh
Sajidin

RADARSUMEDANG.ID – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sumedang saat ini tengah menyiapkan platform digital untuk kepentingan sektor pertanian dan ketahanan pangan bernama Si Perkasa (sistem informasi pertanian dan ketahanan pangan Sumedang).

 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Sajidin mengatakan, platform digital ini berawal dari adanya kendala yang dihadapinya dalam rangka mengakses informasi pertanian di lapangan. Si Perkasa merupakan alogaritma penyusunan berbasis data untuk menghasilkan perencanaan yang baik.

 

“Jadi data yang sekarang itu, masih sekedar data dan informasi, belum bisa diolah, dianalisa sehingga kurang tepat untuk dijadikan sebagai bahan kebijakan. Kadang kalau saya minta data ke pegawai saya, lama dan itu juga berupa lembaran yang hari kemarin. Kalau digital itu tinggal sentuh, data yang dibutuhkan lengkap,” kata Sajidin kepada sejumlah awak media di ruang kerjanya, Rabu (5/7).

 

Atas dasar itu, dirinya mencoba melakukan inovasi secara digital. Sehingga nanti saat dipergunakan dapat terintegrasi secara real time untuk mengambil kebijakan.

 

“Jadi data ini bisa dianalisis baik untuk eksekutif maupun masyarakat sehingga secara langsung atau tidak langsung bisa meningkatkan kesejahteraan para petani,” ujarnya.

 

Dikatakan Sajidin, data ini juga nantinya harus bermanfaat bagi petani. Seperti contoh, apabila ketika petani menginginkan informasi tentang pupuk atau harga komoditas tani terkini seperti beras. Ketika harga beras dipasaran Rp 12 ribu, maka petani bisa menaksir berapa gabah per karungnya.

 

“Termasuk juga ketika ingin mengetahui potensi wilayah, misalkan musim tanam cabe. Berapa hektar atau sejauh mana potensi peningkatan produksi cabe,” ucapnya.

 

Meski demikian diakui Sajidin, data yang ada di Si Perkasa ini belum sepenuhnya sempurna sehingga masih perlu banyak perbaikan. Mengingat Si Perkasa baru sebatas peluncuran kecil-kecilan.

 

“Nanti kalau sudah digunakan kami akan lakukan literasi digital untuk petani, termasuk memastikan kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL). Yang terpenting, layanan aplikasi ini juga harus memenuhi kebutuhan petani,” katanya. (jim)