RADARSUMEDANG.id, KOTA – Dalam rangka mewujudkan Sumedang sebagai Kabupaten Literasi, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumedang mencanangkan sebuah program yang dinamakan Bedil atau Beyond Sumedang Digital Library dan Jelita (jelajah literasi).
Bedil bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap perpustakaan berbasis digital. Sedangkan jelita merupakan literatur berjalan yang akan dikenalkan di setiap kegiatan yang dilakukan masyarakat banyak.
“Buku dan ilmunya kami siapkan di perpustakaan. Sedangkan tools atau caranya bisa diakses secara digital melalui pindai barcode yang kami siapkan. Tools ini nantinya akan disosialisasikan di posyandu, pasar, dan sekolah yang isinya memuat tentang ilmu pengetahuan umum,” kata Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sumedang, Hari Tri Santosa saat ditemui Radar Sumedang di gedung perpustakaan daerah, PPS, Senin (16/10).
Kata Hari, kebiasaan literasi bisa dimulai di tingkat keluarga. “Misalkan mengenai literasi keuangan, bagaimana masyarakat memahami bahayanya berbagai layanan pinjaman online (pinjol) maupun bank emok. Termasuk bagaimana meningkatkan literasi masyarakat mengenai berbagai macam penipuan online yang saat ini sedang marak terjadi,” ujarnya.
Dengan demikian sambung Hari, cara-cara seperti ini selain mendapat ilmu baru. Masyarakat bisa mempraktekkan literasi yang dibaca menjadi sebuah pembiasaan.
“Kita tahu minat baca di Indonesia sangat rendah, tapi paling cerewet di media sosial. Maka dari itu untuk meningkatkan minat baca program bedil dan jelita setidaknya bisa diperkenalkan oleh bunda literasi di kecamatan maupun desa.
“Kita ambil contoh, sekarang di Jatigede sudah menjadi daya tarik pariwisata. Maka kami berkolaborasi dengan bunda literasi di desa untuk bagaimana memperbanyak literasi tentang pengelolaan pariwisata. Kemudian misalkan sentra gedong gincu juga UMKM, maka tugas kami berkolaborasi menyiapkan materi literasi itu supaya dipahami oleh masyarakat,” jelas Hari. (jim)