Genosida Membabi Buta di Palestina, PBB Kemana?

oleh
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat H Ridwan Solichin saat mengikuti aksi bela Palestina di lapangan Monas baru-baru ini
Oleh: H Ridwan Solichin, SIP, MSi

RADARSUMEDANG.ID — DALAM liku-liku sejarah, bangsa Yahudi pernah menjadi korban kekejaman rezim Nazi yang mengerikan selama Perang Dunia II. Mereka mengalami penderitaan yang mendalam, terluka oleh tindakan genosida yang tak terbayangkan. Namun, ironisnya, zaman telah berubah, dan bangsa yang pernah menjadi pesakitan itu sekarang menjadi pelaku kekejaman di Palestina.

Bagaimana bisa anjing pesakitan berubah menjadi malaikat yang terbuang dari surga? Bangsa yang pernah merasakan duka mendalam kini menjadi pelaku kezaliman terhadap rakyat Palestina. Ironi ini seperti luka yang tak kunjung sembuh bagi umat Muslim sedunia. Israel, yang mungkin seharusnya menjadi penjaga perdamaian, kini menjadi sumber penderitaan bagi warga Palestina.

Ketika kita menyaksikan gambaran kehidupan sehari-hari di Palestina, hati nurani kita tak bisa tidak terguncang. Genosida membabi buta terus berlanjut di tanah yang kaya sejarah itu. Anak-anak, perempuan, lansia—tak seorang pun luput dari dampak kebrutalan yang dilancarkan oleh Israel. Bangunan-bangunan hancur, pemukiman hancur, dan jiwa-jiwa terluka.

Israel, dengan segala kekuatannya, tampaknya luput dari hukum internasional. Pertanyaan yang mengemuka, di mana PBB selama ini? Organisasi ini yang seharusnya menjadi penjaga perdamaian dunia, seakan kehilangan kemampuannya untuk memberikan keadilan bagi Palestina. Dunia Muslim bersama masyarakat internasional menuntut sebuah jawaban: PBB, ke mana gerangan?

Desakan dunia Muslim dan komunitas internasional bukan hanya suara yang hampa. Ini adalah panggilan hati nurani, panggilan bagi keadilan yang telah lama tertunda. Mahkamah Internasional menjadi panggung di mana kejahatan Israel terhadap Palestina harus diadili.

Rakyat Palestina tidak hanya merindukan kemerdekaan, tetapi juga keadilan. Mereka menginginkan dunia menatap kenyataan tanpa takut dan memberikan hukuman yang setimpal untuk setiap kezaliman yang terjadi. Hukuman bukanlah ekspresi kebencian, tetapi bentuk tanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela.

Sebagai umat manusia, kita harus bersatu dalam mengecam segala bentuk kezaliman. Dalam menghadapi tragedi Palestina, kita tidak hanya menyaksikan sebuah konflik politik, tetapi juga ujian moral bagi umat manusia. Dunia Muslim bersama masyarakat internasional harus bersikap tegas, menuntut keadilan dan perdamaian.

PBB, sebagai garda terdepan dalam menjaga perdamaian dunia, memiliki tanggung jawab moral untuk mengatasi genosida membabi buta yang terjadi di Palestina. Kita tidak boleh melupakan nilai-nilai kemanusiaan dalam perjuangan untuk keadilan. Saatnya PBB berdiri tegak dan menjalankan peran sejatinya sebagai pelindung hak asasi manusia. Masa depan perdamaian dunia tergantung pada keputusan-keputusan yang diambil sekarang, untuk memastikan bahwa duka Palestina tidak lagi menjadi duka umat Muslim sedunia.(*)

*)Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jawa Barat

No More Posts Available.

No more pages to load.