Intensifkan Pencegahan DBD, Pj Sekda Tuti Ruswati Serukan Kerja Bakti dan Pemberantasan Sarang Nyamuk

oleh
Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Tuti Ruswati beserta jajaran Dinas Kesehatan saat melakukan zoom meeting penanganan kasus DBD di studio Command Center Sumedang

RADARSUMEDANG.id, KOTA — Pemerintah Kabupaten Sumedang terus melakukan upaya-upaya pengendalian secara berkesinambungan untuk meminimalisir kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sumedang.

Hal ini kata Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang, Tuti Ruswati sebagai bentuk kewaspadaan terhadap peningkatan jumlah kasus DBD.

Kata dia berdasarkan data, jumlah kasus DBD di Sumedang tahun 2023 sebanyak 1.308  kasus dengan angka kematian sebanyak 2 kasus.

Sedangkan untuk tahun 2024 dari bulan Januari hingga Maret ada sebanyak 992 kasus DBD. Kematian di bulan Januari 2024 sebanyak 2 orang, dan kematian di bulan maret  2024 sebanyak 1 orang.

“Tentunya ini harus menjadi perhatian dan fokus bersama dari seluruh jajaran masyarakat dari mulai aparat desa, kecamatan dan kabupaten untuk bersama-sama atau mengendalikan penyakit DBD ini dimulai dari pemberantasan sarang nyamuk,” kata Tuti kepada sejumlah awak media belum lama ini.

Karenanya dihimbau agar lingkungan masyarakat melaksanakan Kerja Bakti Massal (KBM) dengan fokus pada upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak di wilayah masing-masing.

“Saya berharap PSN dapat dilakukan secara berkala pada setiap hari Jumat, dengan melibatkan seluruh warga  masyarakat, pegawai, karyawan, organisasi masyarakat, kader kesehatan, maupun sumber daya lainnya yang ada di wilayah kerja dan seluruh masyarakat Kabupaten Sumedang,” ujarnya.

Adapun khusus untuk lingkungan pendidikan formal dan non formal, kegiatan PSN juga dilakukan dengan menggerakkan seluruh tenaga pendidik dan siswa untuk berpartisipasi.

“PSN itu bagaimana kita melakukan pemantauan jentik terhadap tempat-tempat penampungan air, serta barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tampungan air, serta menguras tempat penampungan air yang ditemukan jentik pada saat dilakukan  kegiatan pemantauan,” ucapnya.

Terakhir disampaikan Tuti, pelaksanaan fogging harus berdasarkan indikasi, artinya tidak sembarang melakukan fogging karena fogging bukan solusi yang paling utama.

“Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungannya terutama dari genangan-genangan air yang menyebabkan nyamuk DBD ini berkembang biak,” tegas Tuti.

Terpisah tokoh pemuda Desa Cipamekar, Kecamatan Conggeang, Alit menyebutkan, di Dusun Cieunteung merupakan salah satu daerah yang terjangkit DBD. Yang mana disana, ada beberapa warga yang dinyatakan DBD oleh pihak Puskesmas Conggeang.

“Ada sekitar 7 orang yang dinyatakan DBD oleh Puskesmas Conggeang. Bahkan, dua diantaranya ada yang dirujuk ke RS Pakuwon Sumedang,” sebut  Alit.

Namun, lanjut dia, kini kasus DBD di Dusun Cieunteung sudah ditangani dan warga yang terjangkit DBD sudah tidak ada lagi

“Interval waktunya berlangsung sekitar satu bulan, mulai Januari hingga Februari akhir. Jadi Warga secara bersambungan terjangkit DBD. Terakhir, warga yang terjangkit merupakan warga Cieunteung Peuntas,” ungkap Alit.

Alit pun berharap edukasi terkait penyakit DBD terus dilakukan oleh pihak-pihak terkait beserta pemerintah. Agar, kejadian terjangkitnya DBD tidak terulang.

Pasalnya kasus DBD di wilayah Kecamatan Conggeang tidak hanya terjangkit di Dusun Cieunteung. Ada beberapa wilayah lainnya yang terjangkit DBD, seperti Tangsi, Kawungluwuk, Cianda dan beberapa wilayah lainnya.

“Terakhir, ketika Bulan Ramadan dokter beserta tim dari Puskesmas Conggeang melakukan edukasi, sehingga terjangkitnya DBD sudah tidak ada lagi. Kami inginkan penanganan dan pelayanan kesehatan, terutama terkait DBD, yang terbaik bagi masyarakat agar kejadian ini tidak terulang lagi,” jelas Alit. (jim)