Dedi Mulyadi Bersilaturahmi ke Kediaman H. Umuh Muchtar

oleh

TANJUNGSARI – Tokoh masyarakat Jawa Barat Dedi Mulyadi bersilaturahmi ke kediaman Komisaris PT PBB H. Umuh Muchtar di Dusun Ciruluk, Desa Margajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jum’at (7/6).

Kedatangan Kang Dedi Mulyadi (KDM) disambut hangat H. Umuh Muchtar dan Erwan Setiawan.

Dalam pertemuan tersebut, Kang Dedi menyampaikan tujuan kedatangannya yang tak lain adalah untuk mengucapkan selamat kepada Persib atas kemenangannya sebagai juara, sembari berharap mahkota juaranya dapat dipertahankan di masa mendatang.

“Tujuan bersilaturahmi dalam rangka mengucapkan selamat atas Persib juara, semoga mahkota juaranya dipertahankan,” ujar Dedi, Jum’at (7/6).

Tak hanya membahas soal Persib, Dedi juga bertemu dengan saudara sekaligus tokoh politik muda Jawa Barat, H. Erwan Setiawan.

Meskipun usianya lebih muda dari H. Umuh Muchtar, Erwan Setiawan menyambut kedatangan KDM dengan antusias.

“Kita menjalin silaturahmi tidak hanya hari ini. Sudah lama bersilaturahmi cuma berbeda tempat, kang Erwan kemarin fokus di Sumedang, saya fokus menjadi anggota DPR RI, dan hari ini bertemu lagi,” tambahnya.

Terkait dukungan Dedi Mulyadi yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat, H. Umuh Muchtar menyatakan bahwa dukungan beliau tidak perlu diminta karena akan diberikan dengan tulus.

“Pak Haji Umuh jangan diminta, tidak diminta pun dia akan mendukung,” ujar Dedi.

Mantan Bupati Purwakarta itu menyampaikan rencana untuk menyelenggarakan acara besar sebagai upaya membangkitkan kembali kejayaan Sumedang, sebuah kawasan bersejarah yang masih menyimpan banyak situs bersejarah, termasuk mahkota Binokasih.

“Acara besar akan dipersiapkan karena Sumedang merupakan kerajaan terakhir yang tersisa dan situs-situsnya masih ada di Jawa Barat. Di tempat lain situsnya sudah banyak yang hilang, Sumedang masih ada,” ungkapnya.

Dalam akhir perbincangan, Dedi Mulyadi menekankan pentingnya membangun kembali kegiatan dan peradaban yang pernah ada di Sumedang, sambil mengingatkan agar tidak terlalu terpaku pada masa lalu sehingga menghambat kemajuan di masa kini dan yang akan datang.

“Tentunya banyak kegiatan yang harus kita bangun kembali karena membangun peradaban sebuah bangsa itu satu hal. Tidak boleh melupakan jejak masa lalu. Karena untuk meraih masa depan, kita harus berangkat dari masa lalu. Tetapi yang paling penting adalah masa lalu jangan dilihat dalam setiap hari, nanti kita bisa nabrak karena melihat spion terus tanpa melihat jalan yang akan dilalui,” tutupnya. (tha)