BAHASA Inggris merupakan bahasa internasional yang sangat penting untuk dikuasai oleh berbagai kalangan. Di Indonesia, bahasa Inggris sudah dipelajari sejak sekolah dasar, bahkan ada pula yang sudah diajarkan sejak TK. Meskipun begitu masih banyak siswa yang tidak bisa memahami dan mempraktikkan bahasa Inggris dalam kehidupannya. Kemudian apa yang harus dilakukan untuk menangani hal tersebut?
Berdasarkan English Proficiency Index (EPI) dari English First (EF), sebuah lembaga pendidikan bahasa Inggris, tahun 2024 Indonesia berada pada peringkat 80 dari 116 negara dalam kemampuan berbahasa Inggrisnya. Dalam data tersebut skor EPI Indonesia mencapai 468, turun 5 poin dari skor sebelumnya. Untuk usia 18-20 tahun rata-rata skornya adalah 411, berbeda dengan usia 21-25 tahun yang mana rerata skornya 490.
Belanda, sebagai peringkat pertama dalam EPI yang dilakukan EF menerapkan beberapa hal terkait pembelajaran bahasa Inggris bagi remaja. Para guru dan sekolah di Belanda memiliki kebebasan dalam menyusun kurikulum dan metode pengajaran, sehingga pembelajaran bisa lebih kreatif dan bervariasi. Selain itu mereka menyadari pentingnya mahir dalam berbahasa Inggris untuk kepentingan di masa depan, khususnya dalam pendidikan dan ekonomi. Di tahun terakhir SMA mereka melakukan ujian nasional bahasa Inggris dan mempersiapkannya dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia, kita perlu mengambil langkah yang konkret. Salah satu caranya yaitu dengan mengadopsi beberapa praktik terbaik yang telah diterapkan di Belanda. Indonesia perlu menerapkan kembali Ujian Nasional (UN) pada setiap jenjang pendidikan. Siswa memerlukan dorongan dari sistem pendidikan. Dengan adanya UN siswa akan kembali bersemangat untuk belajar bahasa Inggris karena hal tersebut menentukan kelulusannya.
Selain itu, diperlukan guru-guru yang sudah mahir dalam berbahasa Inggris. Kemahiran seorang guru merupakan faktor penting untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris siswa. Guru yang fasih berbahasa Inggris akan menjadi teladan yang baik bagi para siswa. Guru yang memiliki penguasaan gramatika yang luas dapat memberikan contoh yang beragam dan relevan. Selain itu mereka akan memberikan pengajaran dengan metode yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Penutur asli bahasa Inggris juga diperlukan agar siswa bisa berinteraksi secara langsung menggunakan bahasa Inggris. Dengan adanya penutur asli muncul beberapa manfaat yang bisa dihasilkan, misalnya siswa menjadi berkesempatan untuk berlatih berbicara serta bisa dikoreksi secara langsung pengucapannya benar atau salah. Siswa juga bisa meniru aksen yang digunakan sehingga bisa terdengar lebih natural. Interaksi langsung juga memungkinkan siswa untuk belajar budaya negara berbahasa Inggris dan menambah wawasan mereka.
Untuk mendorong siswa agar berbicara bahasa Inggris bisa diterapkan satu hari berbicara bahasa Inggris. Kegiatan ini bertujuan agar mendorong siswa dan guru menggunakan bahasa Inggris secara aktif dan alami. Misalnya bisa dilakukan di hari Kamis, pada hari tersebut seluruh aktivitas sekolah seperti pembelajaran, percakapan sehari-hari, dan kegiatan ekstrakurikuler sepenuhnya dilakukan menggunakan bahasa Inggris. Sekolah bisa menerapkan tema mingguan, seperti tema travelling, food and drinks, dan sebagainya. Selain itu bisa juga dibuat zona khusus berbahasa Inggris. Maksudnya, dalam tempat tertentu misalnya di kantin sekolah siswa diharuskan untuk berbicara bahasa Inggris.
Peran orang tua juga dibutuhkan untuk mendukung anak-anaknya dalam belajar bahasa Inggris. Orang tua sebaiknya mendampingi dan memberikan dukungan moral agar anaknya tidak tertekan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajak anak untuk menonton film maupun membaca buku berbahasa inggris bersama-sama, juga sesekali mengobrol bersama anak menggunakan bahasa Inggris. Memberikan pujian dan apresiasi juga sangat diperlukan untuk memotivasi anak agar lebih bersemangat lagi dalam belajar serta meningkatkan kepercayaan diri mereka. Orang tua juga perlu memfasilitasi anak seperti buku, aplikasi belajar bahasa, atau mencari guru les privat untuk memberikan bimbingan tambahan.
Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa, diperlukan sinergi yang kuat antara berbagai pihak. Pemerintah berperan dalam menyusun kurikulum yang relevan, menyediakan fasilitas yang memadai, dan melatih guru. Sekolah berperan dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menerapkan metode pembelajaran yang variatif, dan mempekerjakan guru yang berkualitas. Sementara itu, orang tua berperan dalam mendukung pembelajaran di rumah dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak untuk berlatih bahasa Inggris. Melalui kerjasama yang baik, kita dapat menciptakan generasi muda Indonesia yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang mumpuni dan siap menghadapi tantangan global. (***)
Penulis adalah Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati-Bandung