Lomba Esai Literasi Kapolres Sumedang Angkat Isu Kekerasan Perempuan dan Anak, Diikuti 125 Peserta

oleh

RADARSUMEDANG.id, KOTA – Dalam rangka membangun budaya literasi dan kepedulian terhadap isu sosial, Polres Sumedang bekerja sama dengan para pegiat literasi di Kabupaten Sumedang menggelar Lomba Esai Literasi tingkat SMA dan SMK. Kegiatan ini memperebutkan Piala Kapolres Sumedang dan melibatkan seleksi ketat oleh Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Kapolres Sumedang, AKBP Joko Dwi Harsono, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif positif untuk menumbuhkan semangat literasi di kalangan generasi muda, sekaligus membangun kesadaran akan pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak.

“Kami ingin mencetak generasi penerus yang peduli dan sadar terhadap isu-isu sosial, khususnya dalam menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Sumedang,” ujar Joko kepada awak media di Mapolres Sumedang, Sabtu (19/4/2025).

Sebanyak 125 peserta dari SMA dan SMK di Sumedang telah mengikuti proses seleksi, dan 20 finalis (masing-masing 10 dari SMK dan SMA) terpilih untuk mempresentasikan karya mereka di hadapan dewan juri.

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, para peserta juga diwajibkan mengenakan pakaian adat Nusantara selama presentasi final. Joko menyebut hal ini sebagai inisiatif cemerlang dari panitia yang patut diapresiasi.

Plt Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah VIII, Aang Karyana, turut mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, lomba esai yang mengangkat tema kekerasan terhadap perempuan dan anak ini merupakan terobosan pertama di Jawa Barat.

“Setahu saya, belum ada KCD lain yang menggelar kegiatan serupa. Ini sangat relevan dengan kondisi sosial saat ini,” ujar Aang.

Hal senada disampaikan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Sumedang, Hj. Elis Rahmawati. Meski waktu persiapan relatif singkat, hanya satu bulan, pihaknya bersama panitia berhasil menggelar kegiatan dengan lancar dan terkonsep.

“Selama tiga hari penuh kami bekerja keras, menjaring 125 peserta dari berbagai sekolah, menyaring mereka dalam beberapa subtema hingga terpilih 20 peserta terbaik. Selain menulis, peserta juga diberi tantangan presentasi agar mereka terlatih berbicara di depan umum dan lebih percaya diri,” pungkas Elis.(jim)