Tradisi Ngalaksa Rancakalong 2025 Segera Dimulai, Bewara Jadi Tanda Pembuka

oleh
Ritual bewara Ngalaksa oleh Masyarakat Adat Rancakalong di Desa Rancakalong.

RADARSUMEDANG.id, KOTA – Kepala Desa Rancakalong, H. Wawan Suwandi, SE., MM., menyampaikan bahwa prosesi Bewara menjadi penanda awal rangkaian acara Ngalaksa 2025. Melalui prosesi ini, masyarakat luas serta kelompok adat (rurukan) dan pegiat seni budaya diundang untuk terlibat dalam pelaksanaan tradisi tersebut.

“Tujuannya untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa Ngalaksa akan segera digelar. Dalam pembukaannya, ditampilkan kesenian Tarawangsa yang dibawakan oleh salah satu sasaka dari kelompok rurukan,” ujar Wawan kepada awak media belum lama ini.

Tahun ini, Desa Rancakalong menjadi pemangku hajat utama dalam pelaksanaan Ngalaksa. Wawan berharap pelaksanaan tahun ini dapat lebih meriah dan bermakna dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Demi suksesnya acara, tentu dibutuhkan gotong royong seluruh warga, dukungan dari pegiat budaya, serta peran aktif pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten,” tambahnya.

Wawan juga menyebutkan bahwa pihaknya tidak hanya mengajukan proposal kegiatan, tetapi juga telah mengalokasikan Dana Desa untuk mendukung penyelenggaraan tradisi tersebut.

Tarawangsa dan Ngalaksa adalah kekayaan budaya yang luar biasa. Keduanya telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ini tanggung jawab kita bersama untuk melestarikannya,” tegasnya.

Sebagai informasi, rangkaian acara Ngalaksa akan berlangsung dari 13 hingga 20 Mei 2025. Kegiatan ini akan melibatkan rurukan dari lima desa, para kepala desa se-Kecamatan Rancakalong, unsur Forkopimcam, akademisi dari ISBI, serta tokoh-tokoh masyarakat.

Upacara Adat Ngalaksa sendiri merupakan ritual adat masyarakat Rancakalong sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Prosesi ini dilengkapi dengan tarian tradisional, pertunjukan kesenian Tarawangsa, serta doa-doa yang dipimpin oleh sesepuh adat dan tokoh masyarakat setempat.

Sebagai pengakuan atas kekayaan budayanya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Ngalaksa sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia. (jim)