Angin Puting Beliung Terjang Dua Desa di Buahdua, 87 Rumah Rusak dan Listrik Padam

oleh
Puluhan pohon besar bertumbangan dan menimpa rumah, saat angin puting beliung menerjang dua desa di Kecamatan Buahdua, Jumat (18/4) petang. Akibat peristiwa ini wilayah Desa Buahdua dan Desa Gendereh porak poranda.

RADARSUMEDANG.id, KOTA – Dua desa di Kecamatan Buahdua, yakni Desa Buahdua dan Desa Gendereh, porak poranda setelah diterjang angin puting beliung pada Jumat (18/4) petang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang mencatat, angin kencang tersebut merusak 87 rumah warga, satu sekolah dasar, serta menyebabkan 106 keluarga terdampak. Selain itu, puluhan pohon besar tumbang dan aliran listrik sempat terputus.

Pantauan di lapangan menunjukkan, banyak rumah mengalami kerusakan parah pada bagian atap. Genting dan asbes beterbangan tertiup angin, dan sejumlah rumah tertimpa pohon tumbang.

“Banyak atap rumah yang beterbangan, pohon tumbang menutupi jalan kabupaten, menimpa rumah, bangunan, dan juga jalur listrik,” ujar Kasi Darurat dan Logistik BPBD Sumedang, Kosdiani Wulandari, saat ditemui di lokasi kejadian, Sabtu (19/4).

Wilayah yang paling parah terdampak adalah Dusun Ciranten, Desa Buahdua. Rumah-rumah mengalami kerusakan mulai dari kategori ringan hingga berat.

“Tercatat ada 16 rumah rusak berat, 71 rumah rusak ringan, dan satu sekolah dasar mengalami kerusakan di dua ruangannya,” tambah Kosdiani.

Pasca kejadian, warga bersama petugas gabungan dari BPBD, Koramil, Polsek, PMI, Tagana, pemerintah desa dan kecamatan langsung bergotong royong membersihkan material pohon tumbang. Rumah-rumah yang atapnya rusak untuk sementara dipasangi terpal, sementara sebagian lainnya sudah mulai dipasang genting baru.

“Ada beberapa keluarga yang terpaksa mengungsi karena atap rumahnya bocor parah. Mereka menginap di rumah saudara yang lebih aman,” ungkapnya.

Ai, warga Dusun Ciranten, menceritakan suasana mencekam saat angin puting beliung datang. Menurutnya, peristiwa itu terjadi saat hujan ringan turun.

“Hujannya tidak terlalu besar. Sekitar pukul 16.10, angin datang dari arah barat sambil berputar. Pohon langsung tumbang dan atap rumah terangkat,” ucap Ai.

Saat itu, Ai sedang berada di dalam rumah dan melihat langsung arah datangnya angin.

“Saya sempat diam di dalam rumah, tapi begitu atap mulai beterbangan, saya langsung lari keluar. Panik banget sampai nangis,” katanya.

Ia menyebutkan, meskipun berlangsung hanya sekitar 10 detik, angin puting beliung tersebut membuat kerusakan yang cukup besar.

“Anginnya cepat, cuma sekitar 10 detik, tapi kuat banget sampai semua pohon di sekitar sini tumbang,” ujarnya.

Sari Indriani (44), warga lainnya, mengaku saat kejadian sedang berada di kamar bersama anak-anak. Tiba-tiba, angin besar datang dan menumbangkan pohon yang menimpa atap rumahnya.

“Saya nggak sempat lihat langsung, tahu-tahu atap rumah rusak karena pohon tumbang,” katanya.

Akibat kejadian itu, Sari mengungsi ke rumah saudaranya karena rumahnya kebanjiran akibat hujan deras.

“Air masuk ke dalam rumah, jadi malam itu juga saya langsung mengungsi ke rumah saudara,” tambahnya.

Hal serupa dialami Mamat Rahmat (61). Ia tengah melaksanakan salat ashar saat angin kencang menerbangkan atap rumahnya yang terbuat dari baja ringan sejauh 50 meter.

“Saya sekarang mengungsi ke rumah anak karena rumah saya sudah nggak bisa dihuni. Kalau hujan, air langsung masuk,” ucap Mamat.

Sementara itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyampaikan bahwa tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa ini. Ia memastikan pemerintah sudah melakukan penanganan bersama pihak kecamatan dan warga.

“Penanganan dampak puting beliung sudah dilakukan. Rumah-rumah yang rusak juga sudah mulai ditangani, meski belum seluruhnya selesai. Kami juga pastikan kebutuhan pokok warga terdampak sudah disiapkan,” ujar Dony. (gun)