RADARSUMEDANG.id, CISARUA –Pemerintah Kabupaten Sumedang menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari ke depan, menyusul pergerakan tanah yang memicu longsor di Dusun Sukaasih, Desa Cisalak, Kecamatan Cisarua, Minggu (4/5/2025). Keputusan ini diambil untuk mempercepat penanganan dampak bencana dan memastikan keselamatan warga.
Pergerakan tanah tersebut menyebabkan longsor yang memutus ruas jalan kabupaten sepanjang 50 meter. Jalan tersebut merupakan akses utama menuju Dusun Marasa, sehingga warga kini harus menempuh jalur alternatif yang lebih jauh dan memakan waktu lebih lama.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, turun langsung ke lokasi bencana untuk meninjau kondisi terkini. Ia menyebut curah hujan tinggi pada Sabtu malam sebagai penyebab utama terjadinya pergeseran tanah.
“Kami sudah meminta Badan Geologi melakukan kajian mendalam terhadap kontur tanah di wilayah ini. Ditemukannya lubang air di bawah titik longsoran memperburuk situasi dan meningkatkan risiko longsor susulan,” kata Dony.
Data terbaru menunjukkan sebanyak 17 rumah milik warga telah dievakuasi, dengan total 61 jiwa dari 20 keluarga. Dari jumlah tersebut, terdapat lima lansia, tiga balita, dan dua bayi. Para pengungsi saat ini ditampung di GOR Desa Cisalak.
Pemerintah daerah telah mendirikan posko bencana di Kantor Desa Cisalak. Bantuan logistik seperti makanan, kasur, dan kebutuhan dasar lainnya terus disalurkan. Dapur umum juga telah disiapkan bersama Dinas Sosial Kabupaten dan Provinsi untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.
Rumah-rumah yang berada di zona rawan pergerakan tanah sementara dikosongkan dan dilarang untuk ditempati. Pemkab terus memantau kondisi cuaca melalui koordinasi dengan BMKG guna mengantisipasi potensi bencana lanjutan.
“Keselamatan jiwa adalah yang utama. Kami sudah instruksikan pihak desa untuk memastikan rumah-rumah di zona rawan tidak dihuni hingga situasi benar-benar aman,” tegas Dony.
Ia menambahkan, pemerintah daerah masih menunggu hasil kajian dari Badan Geologi untuk merumuskan langkah penanganan jangka panjang, termasuk perbaikan jalan dan infrastruktur yang terdampak longsor.
“Setelah hasil kajian keluar, kami akan susun langkah penanganan permanen, termasuk pembangunan kembali akses jalan yang rusak,” ujarnya.
Langkah tanggap darurat ini diambil karena potensi pergerakan tanah masih tinggi, terutama dengan ditemukannya aliran air bawah tanah yang dapat memperluas area terdampak. Pemerintah mengimbau warga tetap waspada, tidak mendekati lokasi longsor, dan mengikuti arahan dari petugas di lapangan. (gun)