RADARSUMEDANG.id, KOTA – SMPIT Insan Sejahtera Sumedang menggelar kegiatan “Gerakan Literasi Ramah Lingkungan yang Inklusif” sebagai wujud komitmen sekolah dalam meningkatkan kesadaran lingkungan dan inklusivitas di kalangan siswa.
Kegiatan yang berlangsung meriah ini terasa semakin istimewa karena diselenggarakan masih dalam suasana peringatan Hari Literasi Nasional dan Hari Buku Nasional yang jatuh setiap tanggal 17 Mei.
Acara ini menghadirkan dua workshop utama yang menarik dan informatif. Workshop pertama mengangkat isu-isu lingkungan dengan menghadirkan Kang Farras, seorang tokoh muda inspiratif yang merupakan founder dari inisiatif @agriquran.
Dalam sesinya, Kang Farras berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam mengintegrasikan nilai-nilai Al-Qur’an dengan praktik pertanian yang ramah lingkungan. Para siswa tampak antusias mengikuti diskusi dan menggali lebih dalam tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.
Sesi kedua menghadirkan nuansa inklusif melalui workshop kelas bahasa isyarat. Sekolah menggandeng Nadine Nadhifa Arizalda, seorang pegiat bahasa isyarat, dan perwakilan dari Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) Cabang Sumedang. Nadine juga dikenal sebagai salah satu siswa berprestasi dari SMAIT Insan Sejahtera Sumedang.
Workshop ini bertujuan untuk mengenalkan bahasa isyarat kepada para siswa, menumbuhkan empati, dan membangun jembatan komunikasi dengan teman-teman yang memiliki keterbatasan pendengaran.
Kepala SMPIT Insan Sejahtera Sumedang, Khodijah Mustaqimah, SE, MSi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan menjunjung tinggi nilai-nilai inklusivitas.
Khodijah juga menambahkan bahwa momentum Hari Literasi dan Buku Nasional menjadi pengingat akan pentingnya budaya membaca, menulis, dan berinteraksi secara positif dengan berbagai informasi.
“Kami berharap melalui kegiatan yang bertepatan dengan semangat Hari Literasi Nasional ini, anak-anak tidak hanya memahami pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga belajar untuk lebih peka dan peduli terhadap sesama, termasuk teman-teman yang memiliki kebutuhan khusus,” ujar Khodijah.
Kegiatan “Gerakan Literasi Ramah Lingkungan yang Inklusif” ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengintegrasikan isu lingkungan dan inklusivitas dalam program-program pendidikan mereka, serta terus menggelorakan semangat literasi di kalangan siswa.(rik)