Apip Hadi Susanto Gantikan Asep Kurnia Pimpin Paguyuban Pasundan Sumedang 2025–2030

oleh
Paguyuban Pasundan Cabang Kabupaten Sumedang menggelar Gempungan (pertemuan besar) sebagai momentum penting dalam restrukturisasi organisasi, Kamis (22/05)

RADARSUMEDANG.id, JATINANGOR– Paguyuban Pasundan Cabang Kabupaten Sumedang menggelar Gempungan (pertemuan besar) sebagai momen penting dalam restrukturisasi organisasi, Kamis (22/5), di Jatinangor.

Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. Didi Turmudzi, serta sejumlah tokoh Jawa Barat seperti H. Umuh Muchtar, unsur Muspika, dan Dandim Sumedang.

Gempungan ini menjadi penanda berakhirnya kepemimpinan Asep Kurnia, SH., MH., yang telah memimpin selama dua periode, 2015–2020 dan 2020–2025. Kepemimpinan kini diserahkan kepada Apip Hadi Susanto, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Cabang sekaligus Ketua Pelaksana acara.

“Ini bukan keputusan tiba-tiba, tetapi hasil musyawarah anak cabang. Masa jabatan saya memang berakhir Juni 2025. Karena kesibukan di DPRD, saya memberikan mandat kepada Sekjen Apip,” ujar Asep, yang juga menjabat Ketua Fraksi dan Ketua Komisi I DPRD Sumedang.

Pada kesempatan tersebut, struktur organisasi diperkuat dengan pembentukan 277 ranting dan 26 Pimpinan Anak Cabang (PAC). Rencananya, pelantikan pengurus baru akan dilakukan secara serentak oleh PB Paguyuban Pasundan se-Indonesia menjelang Kongres Pemilihan Ketua Umum.

Ketua terpilih Paguyuban Pasundan Sumedang periode 2025–2030, Apip Hadi Susanto, menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program-program strategis dan merestrukturisasi kepengurusan berdasarkan loyalitas dan kinerja.

“Kami siap menyusun langkah-langkah strategis untuk memperkuat eksistensi Paguyuban Pasundan, terutama di bidang pendidikan dan budaya,” ujar Apip.

Selama satu dekade terakhir, Paguyuban Pasundan Cabang Sumedang dikenal aktif dalam pelestarian budaya melalui pertunjukan Tari Umbul, pemberian beasiswa kepada siswa SD, serta bantuan tunai bagi pelajar anggota. Di bidang keagamaan, program Dzikir, Mikir, Ngukir menjadi ciri khas kegiatan spiritual organisasi ini.

Di sektor pendidikan, kontribusi nyata ditunjukkan melalui pendirian SMP, SMA, dan SMK Pasundan di Tanjungsari, Jatinangor, dan Cibugel. Ke depan, Apip menargetkan penguatan jaringan sekolah Pasundan hingga tingkat menengah atas.

Ketua PB Paguyuban Pasundan, Prof. Didi Turmudzi, mengapresiasi langkah Cabang Sumedang yang sukses membentuk kepengurusan hingga tingkat desa.

“Hal seperti ini belum terjadi di cabang lain. Paguyuban Pasundan di Sumedang bisa menjadi contoh konkret bagaimana organisasi ini diterima luas oleh masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, semangat Paguyuban Pasundan harus terus mencerminkan karakter pantang menyerah dan keberanian dalam bertindak.

“Fokus kita adalah membangun karakter pejuang. Moto Ngajaga Lembur, Nata Kota, Merangan Bodo jeung Kokoro harus tetap hidup di semua cabang,” tegasnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Jawa Barat, H. Umuh Muchtar, menyebut Paguyuban Pasundan sebagai organisasi besar yang memiliki eksistensi luas, layaknya komunitas Bobotoh.

“Paguyuban Pasundan itu besar dan tersebar di banyak wilayah. Ini harus terus dirangkul agar semakin eksis,” ujarnya. (tha)