Sumedang Mengguncang Sejarah! Jejak Manusia Purba 2 Juta Tahun Terkuak

oleh
Kabid Kebudayaan Disparbudpora Kabupaten Sumedang Moh. Budi Akbar

RADARSUMEDANG.id, SUMEDANG – Selama ini, sejarah Sumedang kerap identik dengan kejayaan kerajaan dan masa kolonial. Namun, sebuah temuan baru-baru ini mengubah total narasi tersebut. Kabupaten Sumedang ternyata menyimpan jejak peradaban yang jauh lebih tua, membentang hingga dua juta tahun lalu, menembus masa Pleistosen yang penuh misteri.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumedang, Moh Budi Akbar, mengungkapkan betapa signifikan penemuan ini. 

“Ini benar-benar mengubah cara pandang kita terhadap sejarah lokal. Sumedang bukan hanya tentang kerajaan, tapi juga tentang manusia purba yang hidup di sini jutaan tahun lalu,” ujarnya penuh antusias.

Menguak Lapisan Waktu: Dari Alat Batu hingga Hiu Raksasa

Temuan-temuan yang berhasil diidentifikasi para peneliti sangat beragam, memberikan gambaran utuh tentang kehidupan dan lingkungan purba di Sumedang.

Peralatan Batu dari Tiga Zaman Prasejarah menjadi bukti kuat keberadaan manusia purba di wilayah ini sejak masa sangat awal. Mulai dari Zaman Batu Tua (Paleolitikum), Zaman Batu Tengah (Mesolitikum), hingga Zaman Batu Muda (Neolitikum), artefak-artefak ini menunjukkan perkembangan kebudayaan manusia yang berkesinambungan. 

“Keberadaan alat-alat ini mengindikasikan adanya kelompok manusia purba yang beraktivitas dan beradaptasi di Sumedang,” jelas Budi Akbar.

Tak hanya jejak manusia, fosil binatang laut purba juga ditemukan, seperti gigi Megalodon, hiu raksasa prasejarah yang ikonik, serta kerang Mollusca. Penemuan ini secara gamblang membuktikan bahwa sebagian wilayah Sumedang di masa lampau adalah lautan purba. Sebuah fakta yang mungkin sulit dibayangkan bagi masyarakat Sumedang modern.

Selain itu, kekayaan fauna darat purba juga terkuak dengan ditemukannya fosil Stegodon (gajah purba), bovid (kerabat sapi), badak, kura-kura, dan buaya. Fosil-fosil ini melukiskan gambaran ekosistem zaman Pleistosen yang kaya dan beragam di Sumedang. Ditambah lagi dengan penemuan fosil kayu yang menunjukkan jenis vegetasi dan lingkungan hutan purba yang pernah tumbuh di wilayah ini.

Rumah Baru bagi Saksi Bisu Sejarah

Semua peninggalan bersejarah yang menakjubkan ini kini telah dikoleksi dan dipamerkan secara publik di Site Museum Lembah Cisaar, Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Museum ini didirikan dengan dukungan penuh dari Museum Geologi – Badan Geologi, Kementerian ESDM, menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga dan memperkenalkan warisan purbakala ini.

Implikasi Besar bagi Sejarah dan Pariwisata

Penemuan ini membawa implikasi besar, tidak hanya bagi Sumedang tetapi juga bagi peta sejarah nasional. Pertama, ia secara fundamental merevisi sejarah lokal Sumedang, membuktikan bahwa daerah ini sudah dihuni jauh sebelum era kerajaan. Kedua, temuan ini menambah kekayaan sejarah nasional, berpotensi menjadi bukti penting dalam memahami perkembangan awal manusia di Nusantara.

Terakhir, dan tak kalah penting, penemuan ini membuka peluang besar bagi Sumedang untuk menjadi pusat edukasi dan wisata sejarah. “Potensi ini sangat besar untuk dunia pendidikan dan pariwisata budaya kita. Anak-anak muda bisa belajar langsung tentang sejarah bumi dan manusia dari tempat ini,” pungkas Budi Akbar penuh harap.

Sumedang, dengan jejak peradaban dua juta tahunnya, kini siap menorehkan babak baru dalam buku sejarah, mengundang siapa saja untuk menelusuri lorong waktu dan memahami asal-usul kita.(rik)