RADARSUMEDANG.id, JATIGEDE – Warga Dusun Cihegar, Desa Mekarasih, Kecamatan Jatigede, menyatakan penolakan terhadap rencana pembangunan Sekolah Rakyat di wilayah permukiman mereka. Penolakan ini muncul karena mayoritas warga di Cihegar merupakan warga terdampak langsung proyek Waduk Jatigede yang sebelumnya direlokasi dari Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.
“Kami sangat mendukung program Sekolah Rakyat dari pemerintah, tapi tolong jangan dibangun di sini (Cihegar). Kami trauma kalau harus direlokasi lagi,” ujar Sihabudin, tokoh masyarakat setempat, Selasa (24/6/2025).
Lahan milik pemerintah yang direncanakan untuk pembangunan tersebut sudah disurvei oleh pihak terkait. Sekolah Rakyat diperkirakan membutuhkan sedikitnya 5 hektare lahan.
“Sejak direlokasi akibat proyek Jatigede, kehidupan kami berat. Sampai sekarang pun masih serba kesulitan. Jangan tambah beban kami dengan rencana relokasi baru,” sambungnya.
Keluhan senada disampaikan warga lainnya. Mereka menempati tanah milik pemerintah karena dana kompensasi yang diterima saat relokasi dulu dinilai tidak cukup untuk membeli lahan baru.
“Saya cuma terima Rp29 juta. Uang segitu tidak cukup untuk beli tanah. Kami tetap mendukung Sekolah Rakyat, tapi kalau bisa cari lokasi lain. Jangan ganggu tempat tinggal kami,” kata seorang warga.
Sebelumnya, Pemerintah Kecamatan Jatigede bersama Desa Mekarasih telah menggelar sosialisasi terkait rencana pembangunan Sekolah Rakyat tersebut pada Minggu (22/6). Namun dalam forum tersebut, warga dengan tegas menolak jika lokasi pembangunan menyasar kawasan permukiman Cihegar.
“Kami masih trauma dengan Jatigede. Bukannya hidup membaik setelah proyek itu, justru makin susah. Jangan sampai warga jadi korban lagi,” ujar warga lainnya.(tha)