RADARSUMEDANG.id, UJUNGJAYA – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jawa Barat kian nyata. Sepanjang Juli 2025, tercatat sebanyak 214 titik panas (hot spot) terdeteksi di berbagai wilayah provinsi ini. Situasi tersebut mendorong langkah cepat lintas sektor untuk memperkuat pengamanan kawasan hutan.
Sebagai bagian dari upaya mitigasi, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat bersama Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, TNI-Polri, BPBD Kabupaten Sumedang, serta unsur lainnya menggelar apel siaga di wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sumedang, tepatnya di Dusun Cikoang, Desa Sakurjaya, Kecamatan Ujungjaya, pada Kamis (31/7).
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut menyatakan, pihaknya mencermati peningkatan risiko karhutla secara serius.
“Pada malam tanggal 30 Juli 2025 saja, kami mencatat empat titik panas baru. Ini sinyal kuat agar seluruh elemen, mulai dari petugas keamanan hutan hingga masyarakat, meningkatkan kesiapsiagaan secara kolektif,” ujarnya.
Dodit menegaskan bahwa penguatan sinergi antara aparat pemerintah, petugas lapangan, dan masyarakat menjadi kunci dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla, termasuk rehabilitasi kawasan terdampak.
Selain apel siaga, dalam kegiatan tersebut juga digelar simulasi pemadaman karhutla oleh personel Manggala Agni dan petugas keamanan hutan. Simulasi ini bertujuan memastikan kemampuan teknis serta koordinasi lintas sektor dalam menghadapi kebakaran hutan yang kerap terjadi di musim kemarau.
Wilayah kerja Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, khususnya KPH Sumedang, termasuk daerah yang memiliki kerawanan tinggi terhadap karhutla akibat bentang alam dan aktivitas masyarakat sekitar hutan.
Melalui kegiatan ini, pemerintah berharap masyarakat turut aktif dalam upaya pencegahan dan pelaporan dini apabila terjadi indikasi kebakaran, mengingat dampak ekologis dan sosial yang ditimbulkan bisa sangat luas. (gun)
