Mahasiswi KKNT IPB Ajarkan Warga Ciranggem Ubah Sampah Dapur Jadi Pupuk dengan Biopori

oleh

RADARSUMEDANG.id, JATIGEDE – Sampah organik seperti sisa nasi, kulit buah, daun gugur, dan limbah dapur sering kali menumpuk, menimbulkan bau, dan menjadi beban lingkungan. Padahal, semua itu dapat diolah menjadi pupuk alami yang menyuburkan tanah.

Berangkat dari kepedulian terhadap masalah tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB hadir di Desa Ciranggem, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Mereka tak hanya membawa semangat mengabdi, tetapi juga solusi berupa biopori—teknologi sederhana yang mampu mengubah sampah organik menjadi kompos bermanfaat.

Biopori adalah lubang silinder vertikal yang berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah organik. Lubang ini bisa dibuat menggunakan pipa paralon atau toples yang dilubangi. Sampah di dalamnya akan diuraikan oleh mikroorganisme tanah, menghasilkan kompos alami yang menyuburkan tanah di sekitarnya. Selain itu, biopori membantu penyerapan air hujan, mengurangi genangan, dan memperbaiki struktur tanah.

Selama masa pengabdian, kelompok KKNT Inovasi IPB mengunjungi tiga dusun, yakni Ciranggem, Pasir Kaliki, dan Cikandang. Di setiap dusun, mereka mempraktikkan pembuatan biopori di tiga rumah warga. Sebelum pemasangan, dilakukan dialog santai mengenai cara penggunaan dan manfaat biopori.

“Kami menggunakan pipa berdiameter 4 inci dan tinggi 40 cm yang sudah dilubangi. Pemasangan dilakukan di halaman rumah warga dengan kedalaman sesuai panjang pipa. Setelah ditanam, pipa diisi sampah organik, tanah, dan air untuk memicu proses penguraian. Dalam waktu satu hingga dua bulan, sampah akan terurai menjadi tanah subur yang dapat digunakan sebagai pupuk,” ujar Abil Rizka, salah satu mahasiswi KKNT Inovasi IPB.

Kini, warga Desa Ciranggem tak hanya mengenal teori, tetapi juga mempraktikkan langsung pembuatan biopori di halaman rumah. Mereka mulai mengelola sampah organik dengan lebih bijak. Harapannya, biopori yang telah dibuat tetap dirawat dan dimanfaatkan secara berkelanjutan meski program KKN telah selesai.(*)