RADARSUMEDANG.id, KOTA – Pemerintah Kabupaten Sumedang menerima dokumen policy brief strategis yang menekankan percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui pendekatan dukungan psikososial berbasis komunitas.
Dokumen tersebut disusun Yayasan Project HOPE bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, dan secara resmi diserahkan kepada Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir melalui Sekda Tuti Ruswati, dalam pertemuan di Gedung Negara, Rabu (20/8).
Policy brief ini merupakan bagian dari program Expanding Saving Lives at Birth (ESLAB) yang telah berjalan selama tiga tahun. Program tersebut menemukan bahwa pembentukan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) bagi ibu hamil berdampak signifikan pada kesehatan mental, kesiapan persalinan, serta kualitas pengasuhan pasca melahirkan.
“KDS bukan sekadar forum berbagi cerita, tetapi ruang aman yang memperkuat resiliensi mental ibu hamil. Dukungan emosional dan sosial di dalamnya terbukti berkontribusi menurunkan risiko komplikasi kehamilan,” ujar Sekda Tuti.
Program Manager ESLAB, dr. Tutut Purwanti, menambahkan bahwa berdasarkan data Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, angka AKI di Sumedang saat ini tercatat 114 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target RPJMD 2029. Adapun penyebab utama kematian ibu antara lain hipertensi dalam kehamilan, perdarahan postpartum, serta komplikasi lainnya.
Melalui policy brief tersebut, Yayasan Project HOPE merekomendasikan langkah strategis, antara lain: integrasi KDS ke dalam agenda kelas ibu hamil di Posyandu dan Puskesmas, pelatihan bidan dan kader sebagai fasilitator diskusi, penguatan sistem rujukan berbasis komunitas, serta skema pendanaan berkelanjutan melalui APBD, JKN, BOK, maupun BLUD.
Menurut Tutut, langkah ini sejalan dengan arah kebijakan Bupati Sumedang periode 2025–2029 dalam mewujudkan visi “Sumedang Mandala” (Maju, Mandiri, Adil, dan Berkelanjutan). Selain itu, juga mendukung capaian RPJMD sektor kesehatan, khususnya penurunan AKI dan AKB, peningkatan mutu layanan dasar, serta cakupan layanan antenatal care (ANC), persalinan, dan rujukan.
“Kami berharap dukungan penuh dari Bupati dapat mempercepat adopsi kebijakan ini dan menjadikan Sumedang sebagai model nasional dalam pendekatan kesehatan ibu berbasis komunitas,” ucap Tutut.
Dalam kesempatan yang sama, tim Yayasan Project HOPE juga menggelar diskusi bersama Sekda Tuti dan Kepala Bappeda Litbangda, Sajidin. Pertemuan ini diharapkan memperkuat sinergi pemerintah daerah, tenaga kesehatan, kader, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem dukungan berkelanjutan bagi ibu hamil dan keluarga.
Yayasan Project HOPE sendiri telah hadir di Indonesia sejak 1960, aktif di bidang kesehatan ibu-anak, penanggulangan penyakit menular, serta kesiapsiagaan bencana. Per Juli 2025, YPH juga meluncurkan program baru HER Way (Healthy, InformEd, and Resilient) atau dalam bahasa Indonesia SEKAR (SEhat, Kaya PengetAhuan, dan Resilien). Program yang didukung Kimberly-Clark Corporation ini menyasar pemberdayaan remaja putri dan perempuan muda di Kota Tangerang, Kabupaten Bandung, Sidoarjo, dan Banyuwangi. (gun)