RADARSUMEDANG.id, JATINUNGGAL – Alumni Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti (Unwim) angkatan 1988 mendorong generasi muda untuk berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi modern.
Pesan itu disampaikan dalam acara Kopi Darat bertema “Peran Serta Generasi Muda dalam Peningkatan Ketahanan Pangan Berkelanjutan Berbasis Teknologi” yang digelar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Insan Motekar, Jatinunggal, Sumedang. Minggu (24/08) lalu.
Kegiatan tersebut bukan sekadar temu kangen, melainkan ruang diskusi antara alumni, praktisi, legislatif, hingga pelajar tentang tantangan sekaligus peluang sektor pertanian di era digital.
Sejumlah inovasi seperti pemanfaatan Internet of Things (IoT), big data, blockchain, hingga marketplace digital dipandang bisa menjadi solusi dalam meningkatkan produktivitas sekaligus memperkuat kedaulatan pangan.
Ketua Yayasan Bhakti Insan Motekar sekaligus Pembina PKBM Insan Motekar, Dasman Maiman, menyambut positif kolaborasi itu. Menurutnya, alumni Faperta Unwim memiliki kapasitas besar dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya pengembangan jaringan bisnis pangan yang ramah lingkungan dan berbasis teknologi.
“Kolaborasi ini diharapkan menghasilkan solusi nyata untuk memperkuat ketahanan pangan, sekaligus menghubungkan petani lokal dengan praktik pertanian modern,” ujarnya.
Dr. Ir. Deden Abdul Wahab, MP, mewakili alumni, menegaskan pertemuan tersebut menjadi momentum untuk memperkuat kontribusi nyata alumni bagi masyarakat.
“Kami ingin berbagi pengalaman dan membuka ruang kolaborasi agar masyarakat lebih siap menghadapi tantangan pangan,” katanya.
Diskusi utama dipandu Dr. Ir. Kartib Bayu, M.Si., membahas pentingnya keterampilan vokasi di bidang pertanian, mulai dari budidaya tanaman, perikanan, peternakan, hingga pemanfaatan teknologi terbaru. PKBM Insan Motekar sendiri telah mengembangkan pendidikan vokasi seperti hidroponik, bioflok, jamur, hingga penerapan ekonomi sirkular.
Dukungan juga datang dari anggota DPRD Jawa Barat, Dr. Ir. Edi Askari, MM. Ia menilai PKBM Insan Motekar memiliki peran strategis dalam menyiapkan generasi muda dengan keahlian praktis sesuai kebutuhan industri pangan.
“Kegiatan ini bisa direplikasi di daerah lain sebagai model integrasi pendidikan vokasi dan teknologi untuk ketahanan pangan,” tegasnya.
Pandangan senada disampaikan Ir. Sunsun Gartini dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sumedang. Ia menyebut kolaborasi ini menjadi peluang besar untuk menciptakan solusi tepat guna bagi masyarakat.
Sementara itu, Ir. Budhi H. Tersnadi menekankan perlunya orientasi baru pertanian berbasis teknologi digital, seperti pertanian presisi, peternakan pintar, hingga rantai pasok transparan dengan blockchain.
Antusiasme juga datang dari peserta muda. Dede Nurhayai, siswa Program Paket C PKBM Insan Motekar, mengaku mendapat wawasan baru.
“Saya jadi lebih paham bagaimana teknologi bisa membantu petani,” katanya.
Acara ditutup dengan peninjauan fasilitas praktek PKBM berbasis teknologi, di antaranya pertanian hidroponik, budidaya bioflok, serta panen sayuran. Dengan sinergi antara alumni, teknologi, dan generasi muda, ketahanan pangan nasional diharapkan dapat terjaga secara berkelanjutan. (tha)