RinSo Sebar Hewan Kurban Sapi dan Kambing di Dapil SMS

oleh
Sekretaris F-PKS DPRD Jawa Barat H Ridwan Solichin (kanan) menyerahkan hewan kurban berupa seekor sapi kepada panitia kurban. Total hewan kurban untuk tiga kabupaten sebanyak 4 ekor sapi dan 5 ekor kambing super.

Jadikan Idul Adha sebagai Teladan Kesalehan Spiritual dan Kesalehan Sosial

SUMEDANG–Setiap merayakan hari raya Idul Adha 10 Dzulhijah atau Idul Kurban, ingatan kita selalu kembali tertuju pada kisah Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As. Sebuah kisah spiritual-religius yang mengandung teladan jiwa ikhlas pengorban dan ketabahan. Meskipun perayaan Idul Adha tahun ini berbeda lantaran gempuran pandemi yang belum juga mereda.

Hal tersebut disampaikan Anggota Legislatif DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) H. Ridwan Solichin, S.IP, M.Si saat menyerahkan hewan kurban sapi dan Kambing kepada perwakilan DPD PKS se-dapil SMS, (Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Subang), di kediaman Perum Puri Indah Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, kepada media Kamis (30/7/2020)

Pria yang akrab disapa Ustadz RinSo, mengatakan bahwa hakikat Hari Raya Idul Adha ini harus tetap kita maknai dengan spirit pengorbanan Nabi Ibrahim As dan Ismail As, bukan sekadar menebar dan menyembelih hewan kurban.

Kisah Nabi Ibrahim As setelah sekian lama mendambakan seorang anak, akhirnya dianugerahi oleh Allah Swt seorang Ismail, sosok anak yang sabar dan patuh luar biasa kepada bapak sekaligus kepada Tuhannya, ketika Nabi Ibrahim As memberitahukan isyarat Alloh SWT untuk menyembelih Ismail As, dengan tenang ia menjawab, “Laksanakan saja apa yang diperintahkan Alloh kepada ayah.”

Sekretaris F-PKS DPRD Jawa Barat H Ridwan Solichin (kiri berdiri) ikut menyaksikan penyembelihan hewan kurban sapi yang merupakan pemberian dari dirinya kepada DKM Masjid As Sakir Perumahan Puri Indah Cikeruh Jatinangor untuk disebar ke masyarakat sekitar, Kamis (30/7/2020).

Pada saat bapak-anak itu berserah diri dan sepenuhnya melaksanakan perintah-Nya, Alloh pun mengganti Ismail dengan seekor kambing.

“Kisah ini mengingatkan kita tentang inti dari Idul Adha, yakni ketulusan hati dan jiwa untuk berkorban, bahwa hidup jangan sampai menjadi rakus dan ingin menikmati semuanya untuk memuaskan diri sendiri dan lupa terhadap hajat orang lain, apa lagi menjadi tidak beriman dan bermoral jika di dalam hati masih ada niat buruk untuk tidak berbagi,” terangnya.

“Apalagi merampas hak-hak orang lain dengan cara-cara kotor. Perbuatan itu tidak saja mengkhianati, tetapi bertentangan dengan jiwa ikhlas berkurban yang ingin kita majukan setiap kali kita merayakan hari raya Idul Adha,” urai Ustadz RinSo yang duduk di komisi 1 DPRD Jabar ini.

Untuk itu, lanjut Ustadz RinSo, mengajak agar harus ingat tujuan ketika mencalonkan diri sebagai anggota dewan dan terpilih. “Tidak lain tidak bukan kecuali semata mengabdi demi kepentingan rakyat, kita mengemban amanah konstitusi hanya ikhlas semata karena Alloh swt,” katanya.

Dalam bahasa Arab, kurban bermakna dekat, disebut juga dengan Al-dhiyah yang berarti binatang sembelihan seperti unta, sapi atau kerbau dan kambing yang disembelih pada Hari Raya Idul Adha sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah). Nabi Muhammad Saw dan para sahabat pun senantiasa berkurban. Karena itu ibadah kurban menjadi bagian dari syariat Islam.

“Meskipun demikian, Idul Adha tidak hanya dimaknai sebagai ritual ibadah keagamaan semata, melainkan hari raya ini juga mengandung makna yang begitu luas di balik perayaannya,” ulasnya.

Dalam Islam, ibadah tidak hanya dimaknai sebagai hubungan spiritual antara manusia dengan Tuhan. Namun, beribadah juga diartikan sebagai sarana untuk memperbaiki hubungan horizontal antar manusia dengan sesamanya.

“Selain taqarrub ila Alloh, dibutuhkan taqarrub ila an-nas (saling mendekat dan akrab di antara sesama manusia). Hikmah ini jelas terpancar dari ibadah kurban, yakni terjalinnya kebersamaan di antara manusia, dan kebersamaan itu selalu membutuhkan keikhlasan untuk berbagi,” urainya.

Dengan demikian ibadah kurban memiliki dua nilai, yakni kesalehan spiritual dan kesalehan sosial. “Kesalehan spiritual tampak dalam penyerahan diri kepada Allah SWT, dan pengekangan egoisme yang dicontohkan Nabi Ibrahim As. Sementara kesalehan sosial tercermin dari semangat rela berkorban seperti dalam diri Nabi Ismail As,” paparnya.

Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail As merupakan teladan bagi umat Islam, semangat berkurban mereka seharusnya dapat dipakai sebagai sarana memupuk solidaritas sosial di tengah musim pandemi Corona ini, Keteladanan ini penting diamalkan karena solidaritas turut menjadi kunci untuk melindungi kita dari ancaman wabah.

Penyerahan hewan kurban untuk Kabupaten Subang dan Majalengka serta beberapa wilayah Sumedang, ustadz RinSo menyerahkan melalui DPD PKS masing-masing yang diserahkan melalui staf pribadinya Supriyadi.

Khusus untuk wilayah Sumedang bagian barat dipusatkan di komplek Masjid As Sakir Desa Cikeruh Kecamatan Jatinangor yang menjadi domisili nya diserahkan 4 sapi dan 5 kambing super diserahkan langsung oleh Ustadz RinSo pada hari kedua Idul Adha serta melihat langsung pelaksanaan penyembelihan hewan qurban.(*/rik)