Kang RinSo Ajak Petani di Jabar Adopsi Pertanian Model “Zero Waste”

oleh
KUNJUNGAN: Anggota DPRD Provinsi Jabar Fraksi PKS H Ridwan Solichin saat foto bersama Hari Sunarto petani sukses yang menerapkan model "Zero Waste" asal Desa Jagan Kecamatan Sukoharjo Jawa Tengah di lokasi pertanian miliknya, baru-baru ini.

Rinso menjelaskan tanaman yang dibudidayakan petani millenial di Kabupaten Sukoharjo tersebut, tetap menggunakan pupuk urea sebanyak 25 Kg per hektare, sebagai starter. Kemudian dipupuk organik dan tanpa pestisida kimiawi.

“Hasilnya, lahan seluas 2 hektare tersebut mampu memproduksi gabah basah 11 ton per hektare, dan jerami bisa untuk memberi makan 4 ekor sapi sampai musim panen berikutnya. Sedang kotoran sapi dijadikan untuk pupuk padat, semua limbah diproses menjadi input pupuk ke lahan sawah, ini tanah dan menjadi subur,” jelasnya.

Pola pertanian terpadu zero waste terdiri dari ikan lele, peternakan ayam, mina padi, sayur hidroponik dan aqua ponik bawang merah dan kolam ikan lele menggunakan bak kolam terpal.

Masing-masing bak bisa berisi 4.000 ekor per bak kolam terpal dengan kerangka besi wiremesh 6 Mm berikut instalasi air, diameter kolam 3m, tinggi 1 m, sedang biaya pembuatan setiap kolam terpal bulat tidak lebih dari Rp 2 juta dan bisa berumur hingga 7 tahun.

“Budidaya ikan lele modal Rp 12 sampai 13 ribu per Kg dan dijual Rp 16 ribu per Kg ikan, dalam satu Kg ikan isi 10 ekor,” sebut Aleg dari dapil Sumedang, Majalengka, Subang ini.

Selain itu, lanjut Rinso, usaha pertanian yang dikembangkan petani dengan model zero waste tersebut, petani menghasilkan juga sayuran selada merah, sawi dan bawang merah dan bahkan komoditas ini tidak saja dijual di pasar lokal, tetapi juga untuk memasok kebutuhan restoran di Jakarta.

“Saat musim hujan tidak perlu pompanisasi dari sumur karena cukup dari air hujan, tetapi saat memasuki musim kemarau dengan penggunaan pompa air dan biaya listrik berkisar Rp 1,2 juta per bulan, dengan kedalaman sumur 60 m dengan jenis pompa submersible pump, cukup untuk melayani kebutuhan air untuk seluruh aktivitas pertanian 2 hektare tersebut” Beber Rinso. (*/rik)