Fraksi PKS DPRD Jabar Sesalkan 4 Ton Telur Bansos Membusuk di Garut

oleh
MONITORING: Anggota Komisi 1 DPRD Provinsi Jawa Barat H Ridwan Solichin melakukan monitoring penyaluran bansos provinsi Jabar ke Kantor Pos Subang, Sabtu (9/5/2020).

RADARSUMEDANG.ID-Anggota Komisi 1 DPRD Provinsi Jawa Barat H Ridwan Solichin mengaku prihatin dengan membusuknya 4 ton telur Bansos Provinsi Jawa Barat yang tertunda pendistribusiannya dan disimpan di gudang Bulog di Kabupaten Garut baru-baru ini.

Menurut anggota dewan yang juga Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jabar ini, tertundanya pendistribusian dan membusuknya 4 ton telur itu sebagai dampak dari carut marutnya masalah pendataan masyarakat penerima bansos provinsi.

“Pendataannya masih tumpang tindih, namun pemprov langsung eksekusi membelanjakan anggaran. Barang sudah dibeli namun mekanisme distribusi penyaluran belum siap akhirnya tertahan dan terjadilah kasus membusuknya telur 4 ton ini. Sungguh sangat disayangkan dan berakhir mubazir,” kata dewan yang karib disapa Kang RinSo ini.

Dari hasil penelusuran Fraksi PKS diketahui kalau 4 ton telur yang membusuk itu merupakan telur bansos yang tak bertuan.

“Karena akibat pendataan yang tidak akurat, harus dikembalikan oleh pemdes ke kantor pos. Pihak pemdes juga bingung dan menyayangkan kalau harus dikembalikan ke Kantor Pos. Telur yang dikembalikan itu tak bertuan karena penerima sudah meninggal dan tidak ada ahli waris atau penerima sudah menerima PKH dari pusat,” ungkap RinSo.

RinSo menyarankan seharusnya barang bansos tak bertuan itu tak perlu dikembalikan lagi ke Kantor Pos oleh pemdes.

“Harusnya bagikan saja kepada warga yg terdampak dan layak dengan kewenangan desa dan diketahui oleh BPD dan pihak kecamatan. Daripada barang bantuan bolak balik berbiaya transport dan malah semakin busuk telurnya,” saran RinSo.

Lebih jauh, anggota legislatif dari Dapil Jabar XI (Sumedang Majalengka Subang) ini menilai kejadian ini sangat disayangkan, mengingat di tengah kondisi pandemi Covid-19, banyak rakyat yang kesulitan ekonomi dan belum menerima bansos, alih-alih uang rakyat yang digunakan untuk bansos itu jadi sia-sia.

“Kalau dirupiahkan, kita hitung misalnya saja satu Kilogram telur Rp 25.000 maka totalnya 4000 Kg atau 4 ton. Jadi Rp 100.000.000 anggaran jadi sia-sia,” tandas RinSo.

Seperti diberitakan sebelumnya, RinSo sempat melaksanakan monitoring penyaluran bansos pemprov ke Kantor Pos Subang dan menyaksikan langsung bagaimana paket sembako yang merupakan bansos provinsi itu disalurkan.

“Termasuk ada item telur di dalamnya. Karena telur itu riskan busuk dan pecah apa tidak sebaiknya item telurnya diganti dengan uang tunai saja yang diberikan langsung kepada penerima bansos,” usul RinSo.

Seperti ramai diberitakan di sejumlah media daring, terkait pendistribusian sembako dari bantuan Pemerintah Provinsi Jabar untuk keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Garut tertunda. Hal itu terjadi dikarenakan data penerima bantuan masih dalam proses.

Bantuan sembako berupa beras, mie instan, telur, vitamin, minyak sayur, gula dan terigu, masih tertahan di gudang Bulog Garut. Karena terlalu lama tersimpan di gudang dan tak didistribusikan, sedikitnya empat ton telur membusuk dan harus diganti dengan yang baru. Sementara proses pendistribusian belum bisa dipastikan waktunya.(*/rik/net)