Kang RinSo: Desa Cibiru Wetan Bisa Jadi Percontohan Konsep Desa Digital

oleh
Anggota Komisi 1 DPRD Jawa Barat H Ridwan Solichin, SIP MSi

RADARSUMEDANG.ID, BANDUNG–Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat menilai, pengembangan Desa Digital seperti yang berada di Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung perlu terus diperbanyak.

Dari beberapa desa yang dikunjungi mulai dari desa di Kabupaten Subang, Garut dan Tasikmalaya khususnya Desa Cibiru Wetan merupakan salah satu yang paling maju. Tetapi, kemajuan program desa seperti di Desa Cibiru Wetan ada sentuhan dan campur tangan pemerintah daerah provinsi akan membanggakan.

Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, H Ridwan Solichin, SIP, MSi menyebutkan, Desa Cibiru Wetan merupakan konsep Desa Digital yang realisasinya paling maju dan unik. Sebab, dari beberapa Desa Digital di Jabar, desa ini sudah siap dengan digitalisasinya.

“Kami dari Komisi 1 DPRD Jabar merasa sangat terkesan sekaligus mengapresiasi, termasuk bagi masyarakat desa yang ada di Jabar harus turut mensukseskan Desa Digital ini sebagai kemajuan daerah pedesaan,” ujar Kang RinSo, sapaannya di Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Kamis (25/11/2021) beberapa waktu lalu.

Kang RinSo menambahkan, adanya inovasi-inovasi yang dipadukan akan menciptakan inovasi baru. Sehingga akan sangat menunjang bagi desa dalam mengembangkan teknologi digitalisasi. “Inovasi yang terbarukan inilah yang menjadi terobosan bagi kemajuan desa,” katanya.

Anggota legislatif yang juga Sekretaris F-PKS DPRD Jabar ini berharap agar pengelolaan desa sejenisnya diperbanyak, baik itu antar desa yang melakukan studi banding maupun dari desa yang sudah maju memberikan penyuluhan kepada desa tertinggal.

“Tentunya peranan pemerintah daerah sangat penting, terutama dalam aspek pelayanan, pelatihan dan pengelolaan desa digital,” ucapnya.

Dia mengatakan, salah satu produk digital yang menonjol adalah aplikasi bernama Simpel (Sistem Pelayanan) Desa yang bisa diunduh melalui aplikasi oleh masyarakat. Aplikasi berbasis telepon pintar tersebut memungkinkan masyarakat mengakses sejumlah pelayanan, mulai dari administrasi sampai pengembangan ekonomi.

“Di sana masyarakat dipermudah dengan adanya aplikasi Simpel Desa, masyarakat yang ingin mengajukan kebutuhan surat-menyurat tidak perlu ke kantor desa cukup dari rumah dengan hanya menekan tombol permohonan melalui aplikasi tersebut,” katanya.

Bahkan, katanya, apabila surat yang dibutuhkan sudah tercetak, masyarakat juga bisa memilih proses pengambilan. Bisa diambil langsung sendiri, atau menggunakan jasa ojek untuk dikirimkan ke rumahnya.

“Bisa jadi inspirasi bagi desa-desa lainnya di Jabar dalam menerapkan layanan desa secara digital bahkan berimbas ke potensi ekonomi lainnya, seperti tadi ada layanan delivery berkas lewat ojek setempat,” pungkasnya.(*/rik)