Ini Penjelasan Penyebab Menurunnya Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Peternakan

oleh
TRI BUDI SATRIA/RADAR SUMEDANG IKAN CHANNA - Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumedang, Nandang Suparman memperlihatkan ikan channa dalam akuarium di ruang kerjanya.

RADARSUMEDANG.ID – Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumedang, Nandang Suparman, penurunan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) untuk sektor peternakan ini berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Nandang menyebutkan, berdasarkan data yang diperoleh, angka LPE untuk sektor peternakan sejak tahun 2019 mengalami peningkatan hingga tahun 2020.

Hanya saja pada tahun 2021 angka LPE merosot di angka 0,37. Artinya selama tahun 2021 para peternak di Sumedang tak lagi menyumbang perekonomian di Kabupaten Sumedang.

“Memang untuk tahun 2019 LPE untuk sektor peternakan ada di angka 4,18 dan itu meningkat di tahun selanjutnya tahun 2020 menjadi 5,78. Akan tetapi tahun 2021 turun drastis di angka 0,37,” kata Nandang kepada Radar Sumedang, Selasa (8/3).

Merosotnya angka LPE untuk sektor peternakan terjadi karena imbas pandemi Covid-19 sehingga hewan ternak kerap dijual untuk menyambung hidup.

Bahkan investasi yang tercatat di dinas untuk sektor peternakan pada tahun 2021 betul-betul sepi. Sehingga perlu ada inovasi dari dinas agar orang luar berminat investasi dengan pola-pola tertentu.

“Sampai saat ini dimungkinkan investasi di sektor peternakan masih sepi. Karena salah satu penyebabnya adalah tingginya harga jual tanah imbas pembangunan jalan tol Cisumdawu,” ujarnya.

Belum lagi proyek strategis nasional jalan tol Cisumdawu nyaris menghabiskan lahan peternakan dari hulu hingga hilir.

“Lahan milik peternak banyak yang terkena jalan tol mulai dari Jatinangor sampai Ujungjaya. Bahkan di Sumedang Utara ada pemilik tanah sekaligus pemilik kandang sapi, ayam domba yang harus dibebaskan tanahnya. Ini bisa dimaklumi bahwa LPE untuk sektor peternakan di tahun 2021 minus satu,” katanya. (jim)