RADARSUMEDANG – Pemerintah desa dan warga Desa Cikareo Selatan, Kecamatan Wado kompak menolak adanya rentenir, bank emok, bank keliling dan sejenisnya. Sebagai bentuk penolakan, pihak pemdes memasang spanduk bertuliskan penolakan terhadap rentenir, bank emok, bank keliling, koperasi simpan pinjam (Kosipa) dan lainnya, di tiap gapura wilayah Desa Cikareo Selatan.
“Pemerintah Desa Cikareo Selatan bersama warga masyarakat menolak segala kegiatan yang berbentuk riba, seperti bank emok, bank keliling,” kata Kepala Desa Cikareo Selatan, Tika Latikah, Rabu (16/3).
Salah seorang warga Cikareo Selatan, Resmanda menuturkan, warga menolak praktik riba karena banyak warga yang terjerat, menjual harta benda, hingga merusak keharmonisan rumah tangga.
“Karena banyak kejadian tidak sinkron antara istri dengan suaminya. istri tidak bilang ke suami kalau dia pinjam uang ke bank emok,” ujarnya.
Keberadaan rentenir dan sejenisnya, lanjut Resmanda, sangat meresahkan warga. Karena bukannya terbantu, warga yang berurusan dengan rentenir malah semakin terpuruk.
“Malah mengganggu rumah tangga, karena ada yang harus bayar harian ada juga yang mingguan,” ucapnya.
Tokoh masyarakat, yang juga mantan Kepala Desa Sukajadi Kecamatan Wado, Dede Suhendar mengatakan, keberadaan rentenir sangat membahayakan. Karena dengan iming-iming kemudahan saat diawal peminjaman, namun justru menekan masyarakat.
“Banyak kejadian gara-gara urusan sama rentenir terjadi percekcokan rumah tangga, bahkan sampai perceraian, ada juga yang sampai rumahnya disita sama rentenir,” ungkapnya.
Menurutnya, diperlukan solusi dari pemerintah agar masyarakat tidak sampai berurusan dengan rentenir. Di antaranya dengan memudahkan peminjaman oleh bank-bank yang sudah ditunjuk oleh pemerintah.
“Kemudian bisa juga melalui program-program yang menyasar masyarakat kecil, dan para pemilik warung-warung kecil,” ujarnya. (gun)