RADARSUMEDANG.ID, KOTA–Dalam pelaksanaan Ujian Sekolah (US) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berlangsung dari tanggal 11 sampai 18 April 2022 lalu masih ditemukan sejumlah permasalahan krusial yang harus menjadi catatan penting bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang.
Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Sumedang (DPKS) Drs. H. Timbul Kusdijantono mengungkapkan pada umumnya pelaksanaan US tingkat SMP berjalan aman, tertib dan lancar.
“Seluruh sekolah membuat administrasi kesiapan pelaksanaan ujian sesuai dengan juklan dan juknis dari Dinas Pendidikan. Sekolah juga telah membuat POS sesuai dengan arahan dari dinas,” kata H. Timbul, kemarin.
Dalam pelaksanaannya pula, ujian dilakukan berbeda-beda di tiap sekolah. “Ada yang sudah online penuh dengan menghadirkan siswa di sekolah, ada beberapa sekolah juga yang masih offline karena terkendala jaringan internet,” ungkapnya.


Hanya saja DPKS, lanjut H. Timbul memberikan sedikit masukan terkait pembuat kisi-kisi soal ujian sekolah. “Kami menemukan kisi-kisi ada yang dibuat sekolah sendiri, ada juga yang dibuat oleh kelompok MGMP baik wilayah maupun MGMP kabupaten,” terang H. Timbul.
Dengan kondisi seperti itu, Mantan Kabid Dikmen Disdik Sumedang mengatakan tolok ukur dari hasil ujian tidak dapat diukur secara rerata kabupaten. “Karena kisi-kisi ujian dibuat oleh setiap sekolah, kecuali PAI yang membuat kisi-kisi dari MGMP PAI kabupaten,” tandasnya.
Dampak dari pembuatan kisi kisi dan soal dari sekolah, sambung H. Timbul, maka terjadi bentuk serta ragam soal yang sangat bervariasi. “Sehingga terjadi ketimpangan standar mutu soal di hampir setiap sekolah,” imbuhnya lagi.
Untuk itu DPKS memberikan sejumlah masukan untuk pelaksanaan US kedepannya. “Diharapkan Disdik memberikan workshop penyusunan kisi-kisi dan soal ujian, karena keterpahaman guru-guru dalam penyusunan kisi-kisi dan soal dan soal masih sangat terbatas. Layak atau tidaknya sebuah soal, sebagai soal ujian sekolah perlu diujicobakan,” tandasnya.
Selanjutnya DPKS meminta ada analisis terhadap soal yang akan dipakai sebagai soal ujian. “Sangat perlu sekali ada analisis butir soal dan analisis hasil ujian. Sehingga kita mengetahui mana soal yang baik dan layak, mana yang tidak. Hal ini penting karena dapat menjadi barometer keberhasilan pembelajaran,” katanya.
Terakhir H Timbul mengungkapkan dari hasil monitoring dan evaluasi US SMP 2021/2022 masih ada beberapa soal yang tidak memenuhi standar. “Baik butir soal, maupun opsi jawabannya. Sehingga tidak terukur,” pungkasnya.(rik)