RADARSUMEDANG.ID – Polres Sumedang masih mendalami kasus penganiayaan yang melibatkan Kepala Desa Sarimekar, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang Usep Saepudin terhadap warganya. Kasi Humas Polres Sumedang, AKP Dedi Juhana mengatakan, pihaknya mengamankan tiga orang dalam kasus tersebut, di antaranya Kades Usep dan anaknya, Gusti (20).
“Terkait kasus penganiyaan di Jatinunggal kami telah amankan tiga orang, dan saat ini masih dalam pemeriksaan untuk lebih lanjut,” kata Dedi, Selasa (6/12). Kasus ini ditangani Satreskrim Polres Sumedang dan masih dalam tahap penyelidikan.
Adapun motif pelaku melakukan penganiayaan juga masih belum dipastikan. “Saat ini masih kami dalami motifnya. Statusnya akan naik jika nanti sudah gelar perkara,” ucapnya.
Sekretaris Desa Sarimekar, Iding menuturkan, kejadian pemukulan di halaman kantor desa yang melibatkan Kades dan anaknya dengan dua warga dipicu kesalahpahaman. Pada Senin menjelang siang, Kades Usep kedatangan dua warga, yakni Harnoko alias Deden dan Agus.
Keduanya diterima oleh Kades di ruangannya. Iding mengaku tidak tahu apa maksud dua orang warga tersebut menemui Kades. Namun pada saat Harnoko dan Agus berada di dalam ruangan Kades, anak Kades yang bernama Gusti masuk ke ruangan tersebut dengan berkata-kata kasar.
“Saat itu juga Pak Kuwu langsung menyuruh anaknya keluar ruangan,” ujar Iding seraya menambahkan, sepengetahuannya di dalam ruangan Kades tidak terjadi apa-apa.
Namun saat Harnoko dan Agus keluar dari ruangan Kades, tepatnya di halaman kantor, terjadi keributan antara Gusti dengan Harnoko. “Sehingga terjadi pemukulan oleh anak pak kuwu kepada Harnoko. Saat itu perangkat desa termasuk pak kuwu sempat melerai keributan tersebut,” ujarnya.
Kata dia, atas kejadian tersebut, Harnoko mengalami luka-luka di bagian wajah dan menjalani periksaan medis di Puskesmas. Bahkan sampai dirujuk ke RSUD Sumedang.
Belakang tersiar kabar bahwa Kades Usep terlibat dalam kasus pemukulan tersebut. Namun Iding mengaku tidak melihat kejadian pemukulan yang diduga dilakukan oleh Kades.
Sebelumnya, Kades Usep juga menyanggah jika insiden itu disebut kasus penganiayaan. Menurutnya kasus tersebut dipicu kaitan dengan persoalan anaknya bernama Gusti dengan Harnoko tentang masalah jual beli rumah.
“Jadi Harnoko menawarkan rumah kepada anak saya dan uang itu sudah masuk kepada Harnoko, jadi uang tidak ada, rumah pun tidak ada dan terkait kasus itu sebetulnya sudah mau bikin laporan polisi namun saya cegah,” ujar Usep.
Uang yang diserahkan kepada Harnoko sendiri nilainya sebesar Rp 50 juta. Uang tersebut diketahui ternyata merupakan milik dari besannya.
“Kemudian mertua anak saya itu nagih terkait uang itu. Sama saya kepada besan dijelaskan bahwa uang itu bukan dipakai oleh anak saya atau oleh anak besan saya namun uang itu masuk kepada Harnoko yang menawarkan rumah, kwitansi dan tanda bukti ada dan saya bilang kepada besan jika tidak percaya temui Harnoko,” paparnya.
Namun saat menemui Harnoko, kata Usep, istri dari anaknya malah dikata-katai oleh Harnoko. “Jadi pada saat menemui Harnoko, istri anak saya malah dikata-katai,” ujarnya.
Keributan pun berlanjut saat anak Gusti bertemu Harnoko di kantor desa. “Terus keributan saling lempar kata-kata terjadi di kantor desa tapi sama saya berhasil dilerai,” ujarnya.
Usep melanjutkan, keributan kembali pecah dan tidak terkendali saat kakak dari Harnoko mengeluarkan kata-kata kasar. “Disini keributan kembali terjadi, saya saat itu memegang tangan kakaknya Harnoko bernama Agus dan anak saya dipegangi oleh polisi desa, sementara Harnoko tidak ada yang pegang, sehingga keributan fisik antara Harnoko dan anak saya pun tidak terkendali, mereka berdua pun telibat adu fisik namun Harnoko kena pukul sekali oleh anak saya langsung terjatuh,” jelasnya.
US sendiri membantah jika dirinya turut terlibat dalam kasus dugaan penganiayaan tersebut. “Banyak saksi, tangan saya juga sedang sakit, saya hanya memegangi tangan kakaknya Harnoko,” katanya.
Selain itu, Usep juga membantah jika kasus ini ada kaitannya dengan proyek pembangunan jalan di kawasan Jatigede, seperti yang diungkapkan istri Harnoko. “Ah itumah hanya rekayasa saja, tidak ada bahkan soal kasus jual beli rumah saja tidak saya bikin laporan polisi,” ucapnya. (gun)