RADARSUMEDANG.ID – Sebuah tulisan yang berisi keluhan warga Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang viral di media sosial. Tulisan tersebut diberi judul Surat Cinta dari Surian Untuk Bupati. Surat cinta itu diposting di frup Facebook Peduli Sumedang, dan diunggah oleh akun pengamat Nandang Suherman yang juga pengamat kebijakan, pada Rabu (28/12) siang.
Seperti diketahui, belakangan ini Kecamatan Surian menjadi sorotan pasca jalan terdekat menuju Subang dan Indramayu direndam air Sungai Cipunagara. Air merendam jalan pasca proses impounding Bendungan Sadawarna pada awal Desember 2022.
Sang pengunggah awalnya menceritakan tentang beredarnya surat cinta yang diterimanya saat ia menghadiri Refleksi 2022 dan Resolusi 2023 Kabupaten Sumedang di Pendopo Pusat Pemerintahan Sumedang, Rabu (28/12).
“Pidato Sekda (Herman Suryatman) dan Bupati (Dony Munir) sangat membanggakan untuk warga Sumedang. Hampir seluruh kategori pemerintahan mendapatkan penilaian rangking 1 di Jawa Barat,” tulis Nandang.
“Ditengah ‘khusyu’ menyimak pidato, ada notifikasi WA, yang isinya ‘Surat Cinta’ plus pesan lanjutannya. Surat Cinta saya lampirkan di bawah ini,” ujarnya menambahkan.
Adapun isi surat cinta tersebut berisi demikian :
Surat Cinta untuk Sumedang ditujukan kepada Bupati Sumedang, Ketua DPRD Sumedang serta pemangku kebijakan lainnya.
Surat cinta itu diawali dengan sebuah kalimat ‘Sumedang tidak sedang baik-baik saja’. Lalu kemudian, surat cinta itu pun langsung ‘to the point’ membahas tentang keluhan warga.
“Apa yang terjadi pada Warga Kecamatan Surian saat ini menunjukkan betapa minimnya riayah (pengurusan) negara terhadap rakyat.
Selama ini kita telah bersikap baik dengan mendukung pembangunan Bendungan Sadawarna sepenuh hati,” demikian penggalan isi surat tersebut.
Tulisan berlanjut, dengan keluhan warga atas lambannya pembangunan akses jalan lingkar sebagai pengganti dari jalan utama atau jalan kabupaten yang terputus akibat Bendungan Sadawarna.
“Kita hanya meminta akses jalan lingkar segera diselesaikan. Sebuah permintaan yang sangat wajar menurut kami karena jalan merupakan kebutuhan vital. Kita bisa bekerja mencari nafkah dan anak-anak bisa sekolah jika ada akses jalan. Namun, permintaan sederhana itu ternyata lambat dipenuhi oleh pemerintah dan pelaksana proyek,” tulisnya.
Isi surat juga menyanggah alasan jika lambannya pembangunan jalan lingkar akibat keterbatasan anggaran. Hal itu mengingat untuk pembangunan Bendungan Sadawarna sendiri menghabiskan anggaran hingga triliunan.
“Persoalannya tentu bukan karena ketiadaan anggaran. Karena untuk membangun Bendungan Sadawarna yang butuh dana sangat besar saja pemerintah bisa. Pastilah untuk mempercepat pembangunan jalan lingkar timur harusnya lebih mampu lagi. Namun, pemerintah telah abai terhadap pembangunan jalan ini. Sejauh ini, belum ada sanksi yang diberikan oleh pemerintah pada pengelola bendungan atas kelalaian mereka menyediakan akses jalan bagi warga,” sambungnya.
“Nyatanya, dalam proses pembangunan, rakyat hanya menjadi korban. Rakyat tidak ikut menikmati berbagai proyek yang dibangun, tetapi justru menjadi korban yang menderita. Di tengah hingar bingar pembangunan proyek prestisius, rakyat hanya bisa menonton. Padahal, rakyat adalah pemilik kekuasaan yang hakiki di negeri ini,” terang surat cinta itu.
Surat cinta itu ditutup dengan kalimat, Salam Hangat, Warga Surian
Menanggapi surat tersebut, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menjelaskan, sebelumnya pada Sabtu (24/12), dirinya, Forkopimda, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum beserta warga sebagai penyampai aspirasi telah menggelar pertemuan atau rapat terkait persoalan akses jalan di Kecamatan Surian. Dikatakan, dalam rapat itu, melahirkan dua kesepakatan.
Kesepakatan pertama, yakni percepatan untuk pembangunan jalan lingkar sebagai pengganti jalan Kabupaten Sumedang yang terendam Bendungan Sadawarna. Lalu kesepakatan kedua, perbaikan jalan alternatif, yakni jalur Cimuncang-Nanjung.
“Dalam hal ini BBWS selaku bagian percepatan dalam pembangunan jalan lingkar, lalu kemudian BBWS bersama Pemda dan masyarakat juga memperbaiki jalan alternatif, supaya ada akses jalan alternatif secepatnya bagi warga,” ujar Dony.
Tak sampai disitu, sebagai tindak lanjut dari hasil rakor tersebut, Pemda Sumedang melalui Dinas PUPR, Kesbangpol, Asda bersama warga kemudian terjun ke lapangan pada esokan harinya. Bahkan saat itu sedang dilakukan perbaikan untuk jalur Cimuncang – Nanjung tersebut.
“Bahkan disana saat itu sudah ada action untuk jalur itu, sudah ada gotong royong, sudah bareng-bareng perbaikan jalannya bersama warga,” ujarnya.
Meski demikian, Dony mengaku, saat itu masih terkendala dengan adanya lahan perhutani yang terlintasi oleh jalur alternatif Cimuncang – Nanjung. Pasalnya, area tersebut tidak bisa dimasuki oleh alat berat.
Terkait hal itu, pihaknya pun sudah mengirimi surat kepada menteri dan perhutani terkait permohonan diskresi sebagaimana kesepakatan hasil rapat yang sebelumnya telah digelar.
“Jadi besok saya minta ke Dinas PUPR dan tim harus masuk alat berat agar perbaikan jalan bisa dilakukan secepatnya, kami sudah berupaya tanggap terhadap aspirasi warga, Sabtu kami rapat, besoknya langsung turun,” katanya.
Adapun terkait jalan lingkar, sambung Dony, pihaknya terus mendorong kepada BBWS Citarum selaku penanggung jawab pembangunan jalan tersebut, agar secepatnya dapat diselesaikan.
“Dan sekarang jembatannya sudah beres, motor sudah bisa masuk, saya sudah minta kepada kepala BBWS supaya dilakukan percepatan agar segera dilalui mobil. Bahkan laporan progresnya masuk terus ke saya melalui camat dari sana,” ungkapnya.
Bupati Dony juga menegaskan, pihaknya menyambut baik atas adanya aspirasi warga tersebut. Oleh karena itu, pihaknya pun akan terus berupaya yang terbaik dalam melayani warganya.
“Jadi saya akan memastikan bahwa dua jalan itu secepatnya harus selesai dikerjakan,” ucapnya. (gun)