Warga Berharap Bupati Sumedang Tinjau Langsung Jembatan Cianda

oleh
FOR RADARSUMEDANG.ID JEMBATAN CIANDA: Kepala Desa Babakanasem Emid Koswara beserta warganya saat berada di lokasi jembatan runtuh di Sungai Cianda wilayah desanya.

RADARSUMEDANG.IDWarga dan Pemerintah Desa Babakanasem, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang meminta adanya perhatian terkait jembatan Cianda yang putus beberapa waktu lalu. Bahkan, jembatan darurat yang dibuat warga, juga rusak terbawa arus Sungai Cianda yang meluap pada Rabu (15/2) sore.

 

Akibat tidak adanya jembatan, kini warga pun terpaksa harus melewati di antara puing reruntuhan jembatan yang ambruk saat beraktivitas. Dibantu dengan seutas tali, karena kemiringan badan jembatan yang ambruk semakin curam.

 

Salah seorang warga Neglasari Desa Babakan Asem, Asep Opik, mengatakan, setiap harinya, ia kini terpaksa harus antar jemput anaknya yang sekolah di SD Negeri Nelgasari. Itu lantaran dirinya khawatir saat melintasi puing-puing reruntuhan jembatan yang ambruk.

 

“Iya, nganter anak karena takut di sininya licin, takut ke peleset. Jadi sekarang mah antar jemput kalau anak mau pergi atau pulang dari sekolahnya,” ujar Asep, Sabtu (18/2).

 

Meski kondisi akses jalan berbahaya, namun Opik terpaksa harus melintasinya. Lantaran jalur jembatan itu merupakan akses terdekat bagi warga untuk beraktivitas, salah satunya mengantar anak ke sekolah. “Aktivitas sekolah tetap jalan karena kalau sering libur entar ketinggalan pelajarannya,” ujarnya.

 

Ia pun berharap secepatnya ada solusi dari Pemkab Sumedang. Entah itu untuk pembangunan jembatan baru ataupun pembangunan untuk jembatan sementara. “Mudah-mudahan jembatannya segera diperbaiki lantaran ini akses terdekat bagi warga untuk beraktivitas terutama untuk anak-anak bersekolah,” paparnya.

 

Sementara itu, Kepala Desa Babakanasem Emid Koswara menuturkan, pasca jembatan sungai Cianda ambruk, saat itu sempat dibuatkan jembatan sementara di atasnya dengan memakan anggaran sebesar Rp 20 juta. Namun nahas, jembatan itu kembali porak-poranda akibat diterjang luapan aliran sungai.

 

“Jembatan sementaranya cuma bertahan empat hari lalu kembali hancur akibat luapan aliran sungai,” katanya. Ia pun, kini mengaku cukup kebingungan lantaran anggaran pembangunan jembatan sementara yang sebelumnya dibangun saja harus berjuang ke sana kemari.

 

Sementara, ia sendiri kini harus kembali membangun jembatan sementara. “Kalau tanggapan warga desa itu kan lain, bebannya itu kepada kades jika jembatan itu dibiarkan begitu saja, makanya kemarin itu saya ke sana kemari memperjuangkan pada saat membangun jembatan sementara tapi baru empat hari sudah hancur lagi akibat luapan sungai,” paparnya.

 

Ia berharap kepada Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir agar bisa menengok kondisi jembatan saat ini. Sebab, ia tidak menginginkan jembatan sementara yang akan dibangun kembali menjadi sia-sia lantaran keterbatasan sumber daya manusia yang ada.

 

“Secara teknis kan di sini itu kurang begitu memahami, maka kami berharap pak bupati bisa menengok ke sini, agar tahu kondisinya. Jadi pembangunan jembatan sementra yang akan dibangun kembali bisa diarahkan seperti apa oleh ahlinya,” tuturnya.

 

Rencananya, pihak desa bersama warga akan kembali membangun jembatan darurat, dengan memanfaatkan besi-besi bekas jembatan yang rusak. Jembatan rencananya akan dibangun lebih tinggi untuk mengantisipasi luapan sungai kembali terjadi. (gun)