Ini Arahan Bupati Perihal Dampak Kemarau Panjang dalam Rakor Forkopimda

oleh
Petugas damkar saat berupaya memadamkan api yang membakar lahan di salah satu titik di Kabupaten Sumedang

RADARSUMEDANG.id, KOTA – Forkopimda Sumedang akhirnya membahas mengenai fenomena kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang selama ini terus terjadi di Kabupaten Sumedang. 

Berdasarkan informasi, tahun 2023 curah hujan diprediksi menurun dan Indonesia akan mengalami kondisi lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir. 

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir saat memimpin Rakor mengatakan, kejadian kebakaran di Kabupaten Sumedang selama Juli sampai dengan Agustus 2023 tercatat 53 kejadian kebakaran hutan serta lahan dan 21 kebakaran rumah. 

“Ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi lagi kebakaran serupa. Kami mendorong BPBD untuk menyiapkan rencana kontijensi Karhutla sehingga lebih terkoordinir dalam upaya pencegahan dan penanganannya dengan melakukan pemetaan daerah rawan kebakaran hutan dan lahan,” kata dia di Gedung Negara, Senin (4/9) petang.

Selain itu, dilakukan pula antisipasi pos lapangan di tingkat kecamatan atau desa dengan tugas patroli pencegahan Karhutla. Yang mana semua unsur terkait harus melaksanakan sosialisasi kepada kelompok masyarakat, termasuk BPBD melaksanakan sosialisasi dalam Rapat Minggon di tiap kecamatan

“Pemda akan meningkatkan koordinasi dengan unsur TNI, Polri dan Kejaksaan, mengingat sebagian besar penyebab Karhutla adalah ulah oknum yang disengaja. Pasang papan larangan melakukan pembakaran dan sanksi hukumnya, termasuk antisipasi kebencanaan di tempat wisata rawan bencana,” tuturnya. 

Pihaknya memohon tidak ada yang membuang sampah dan puntung rokok sembarangan, tidak ada yang membakar sampah di kebun maupun lahan karena akan menjalar kemana-mana. Perlu diingat, kalau ada kebakaran polusi asapnya kemana-mana, sehingga membahayakan semuanya.

Terkait dengan fenomena El Nino yang akan berdampak kemarau panjang serta kekurangan air pada sektor pertanian maupun air bersih, dirinya pun berencana akan melakukan rekayasa saluran irigasi. 

“Untuk mengatasi meluasnya kekeringan sawah yang ada di daerah Ujungjaya akibat tidak berfungsinya bendungan Cariang. Maka kami menyiapkan dana dari pos dana tak terduga untuk mengalihkan saluran air dari Sungai Cipelang ke saluran primer,” ujarnya. 

Masih kata dia, untuk Bendungan Cariang yang mengaliri luasan tanah sekian ratus hektar bahkan ribuan hektar yang harus dibantu. 

“Termasuk bagi yang kekurangan air akan dibantu oleh PDAM. Untuk yang narik air dari saluran air ke sawahnya pun, bagi yang tidak mampu kita siapkan stimulan berupa solar,” imbuh Dony.

Ia menambahkan, Dinas Perdagangan, BPBD, Dinas Pertanian, dan Bulog harus menyiapkan ketersediaan stok pangan sehingga tidak terjadi inflasi. “Apabila terjadi kenaikan harga pangan. Maka segera lakukan gerakan pasar murah,” pintanya.

Senada Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sumedang, Atang Sutarno memaparkan, bahwa BPBD menjadi titik sentral untuk menyampaikan pengaduan. Baik itu mengenai kekeringan juga suplai air bersih yang dikoordinasikan dengan PDAM. 

Adapun mengenai Bendungan Cariang, Atang menjelaskan bahwa kondisi Bendungan Cariang jebol saat musim hujan kemarin sehingga menyebabkan 1603 hektar terancam kekeringan. Bahkan yang masuk ke kami 144 hektar diantaranya betul-betul Fuso sehingga melalui belanja tidak terduga (BTT) dilakukan untuk pembenahan bendungan Cariang.

“Kami berkoordinasi dengan pihak lain yaitu BBWS dan Dinas PUPR dan SDA Provinsi Jawa Barat. Meskipun sudah dilakukan penanganan sementara dengan cara pengerukan tanah untuk mengalirkan air. Tapi kita tidak bisa menanggung karena saat air datang dan itu jebol maka lebih berbahaya,” terang Atang.

Termasuk dalam hal ini BPBD juga punya tugas tambahan yaitu melakukan monitoring TPS di Cibeureum supaya tidak terulang kembali pembakaran berlebihan sampai enggak silahkan asap yang melambung tinggi dan masuk satelit kepolisian.

“Adapun untuk kebakaran hutan di kita ada satu dua, itu di Gunung Palasari dengan intensitas kecil. Tapi paling banyak adalah kebakaran lahan yang sejak bulan Juli sampai sekarang kisaran 53 kali. Penyebabnya ada yang sengaja karena memang ada masyarakat biasa menanam dengan cara dibakar dulu hingga merembet ke yang lain, kemudian ada juga yang akibat puntung rokok termasuk gesekan sehingga terjadi kebakaran,” jelas Atang. (jim)