RADARSUMEDANG.id, KOTA – Pemerintah Kabupaten Sumedang telah melepas ratusan mahasiswa untuk melakukan pengabdian masyarakat yang merupakan hasil kolaborasi antara Pemda dengan LLDIKTI wilayah 4 ke 26 kecamatan dan 26 kecamatan.
Gebrakan ini kata Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman dinamakan Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa Tipe 3. Dalam program ini pihak akademisi akan turun ke desa-desa untuk membantu desa menyelesaikan tiga indikator utama, antara lain penurunan angka stunting, pengentasan kemiskinan dan mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Terhitung mulai minggu ini di bulan September sampai Januari 2024, 248 mahasiswa akan melakukan pengabdian masyarakat atau turun ke desa-desa. Nantinya akan mempercepat realisasi program Sumedang Simpati,” kata Herman kepada Radar Sumedang, Senin (25/9) di PPS.
Adapun kata Herman, dalam pelaksanaannya Pemda akan memberikan stimulus bagi para remaja dan ibu hamil guna menunjang kebutuhan gizinya supaya tidak melahirkan stunting baru.
“Remaja itu susah dikasih tablet tambah darah, dia cuman nerima tapi enggak diminum. Coba kalau dibujuk adek-adek mahasiswa, karena sama kepala desa, camat sampai Bupati agak susah juga,” ujarnya.
Kendati demikian diterangkan Herman, untuk menunjang hal itu Pemda melalui APBD perubahan telah menganggarkan dana senilai Rp 200 juta untuk stimulus protein hewani.
“Kami siap memberikan dana ke desa supaya dibelikan telur, daging, ikan dan susu. Kita akan sinergi dengan DPMD Baznas, tokoh masyarakat dan para agnia sehingga nantinya para ibu hamil minimal sehari 2 telur. Kemudian para mahasiswa harus memastikan bahwa para ibu hamil memeriksakan kandungannya ke bidan terdekat, minimal 6 kali di usia kehamilan,” terangnya.
Senada, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T. Samsuri menyampaikan, Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa ini, merupakan implementasi dari Program Kampus Merdeka Mandiri.
Kata dia, selama empat bulan ke depan, para mahasiswa dituntut harus mampu mengabdikan diri kepada masyarakat, dengan cara berbuat nyata untuk masyarakat, dan memberikan dampak positif bagi Perguruan Tinggi.
“Melalui program ini, mahasiswa tentunya tidak hanya mendapatkan teori saja. Tetapi harus bisa belajar menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di masyarakat. Mudah-mudahan, kegiatan ini bisa berjalan lancar sampai Januari 2024,” ucap Samsuri.
Samsuri juga menekankan kepada seluruh mahasiswa peserta KKN Tematik, untuk belajar menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat.
“Terutama yang berkaitan dengan penanganan masalah stunting, kemiskinan ekstrem, dan perekonomian masyarakat. Salah satunya bagaimana mendongkrak perekonomian dengan mendorong produk unggulan di daerah,” jelas Samsuri. (jim)