Ini Alasan Pakar Budaya ISBI Bandung Sebut Sumedang Adalah ‘Raksasa’

oleh
Pj Sekda Kabupaten Sumedang Hj Tuti Ruswati saat memimpin rapat bersama Pakar Budaya dari akademisi beres DKS di ruang kerjanya, baru-baru ini.

RADARSUMEDANG.id, KOTA – Pakar budaya dari Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Dr Suhendi Afryanto menyebut Sumedang sebagai ‘raksasa’ yang tidak pernah terlihat. 

Itu setelah dirinya bertemu dengan Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang, Hj Tuti Ruswati di ruang kerjanya baru-baru ini untuk membahas tentang kebudayaan daerah terkait dengan teknis penyusunan Pikiran Kebudayaan Daerah 2023 bersama para ahli dan Dewan Kebudayaan Sumedang (DKS).

“Sumedang adalah raksasa, banyak sekali potensinya dan itu sudah dikenal sejak dulu,” kata Suhendi.

Menurutnya, Sumedang sudah dikenal sejak dulu dan mempunyai Sejarah masa lalu yang luar biasa. 

“Informasi tentang musikologi Sumedang telah ditulis di awal abad 20 oleh Musikolog Dunia Jaap Kunst dalam buku ‘Music In Java’ nama Sumedang muncul. Jadi perhatian dunia sejak dulu,” ungkap Suhendi. 

Suhendi juga menyebutkan potensi budaya yang lain dan menarik perhatian seperti ritual adat Ngalaksa di Rancakalong, Gamelan Koromong Eyang Jangel di Darmaraja. 

“Budaya Sumedang itu sudah diketahui para peneliti tau itu. Sumedang tidak bisa dipisahkan dari sejarahnya. Itulah mengapa saya mengibaratkan raksasa,” ujarnya.

Suhendi menambahkan, Sumedang dijadikan rujukan dan satu pusat rujukan akademisi untuk kebudayaan. 

“Ini salah satu kompetensi yang dimiliki Sumedang dan orang tidak tahu. Sumedang Puseur Budaya Sunda, ini harus selalu dikejar, diwacanakan sehingga orang sadar betul bahwa Sumedang tidak bisa diabaikan dari peta sejarah kebudayaan di Jawa Barat terutama kebudayaan Sunda,” sebut Suhendi.

Sementara Pj Sekda Kabupaten Sumedang, Hj Tuti Ruswati mengatakan, budaya menjadi pondasi pembangunan Kabupaten Sumedang. Terlebih pondasi pembangunan Kabupaten Sumedang adalah Agama, Budaya dan Teknologi.

Apalagi, terang dia, sekarang Sumedang sedang menuju Kabupaten Pariwisata sehingga budaya menjadi suatu magnet daya tarik yang luar biasa untuk menarik orang berkunjung ke Sumedang.

“Sudah lengkap, budaya menjadi salah satu pondasi pembangunan, budaya menjadi daya tarik Sumedang. Sumedang Puseur Budaya Sunda. Itu yang dibahas bersama para ahli dan DKS, bagaimana membangun suatu literasi budaya masyarakat sehingga terbentuk suatu ekosistem yang menjadi ciri khas Kabupaten Sumedang,” terang Sekda Tuti.

Tuti menambahkan, aksesibilitas ke Sumedang sekarang sudah sangat mudah dan cepat baik melalui jalur darat maupun udara. 

“Sumedang ibarat wanita yang sangat cantik dengan aksesorisnya sudah bagus, pakaiannya sudah ada jalan Tol Cisumdawu ada Bandara Internasional Jawa Barat. Aksesorisnya ada kawasan wisata Bendungan Jatigede dengan ikon Kujang Sapasang dan destinasi wisata alam lainnya. Tinggal terus dipoles agar wanita yang sangat cantik ini bisa dapat menarik orang datang ke Sumedang,” katanya. (jim)