RADARSUMEDANG.id, UJUNGJAYA – Pemerintah Desa Cipelang Kecamatan Ujungjaya berencana merelokasi sebanyak 11 rumah yang terkena imbas abrasi Sungai Cipelang di Blok Sukaasih RT 18 RW 06 Dusun Pasir Desa Cipelang. Kepala Desa Cipelang, Yusuf Syarifudin, mengatakan bahwa 11 rumah warga tersebut akan direlokasi ke tanah Perum Perhutani yang masih berada di Dusun Sukaasih Desa Cipelang.
“Kami saat ini menunggu berita acara dari Perum Perhutani. Dikhawatirkan 11 rumah ini akan terkena abrasi Sungai Cipelang saat musim hujan mencapai puncaknya pada Januari 2024 mendatang,” kata Yusuf, belum lama ini.
Berdasarkan pengalaman, kata Yusuf, setiap satu tahun sekali luapan sungai Cipelang akan besar, bahkan dapat menyebabkan abrasi.
“Jadi relokasi ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di Dusun Sukaasih,” katanya.
Lebih jauh dikatakan, Pemdes Cipelang sendiri telah mengirim surat ajuan untuk normalisasi Sungai Cipelang ke BBWS Cimanuk Cisanggarung. Namun, pihak BBWS Cimanuk Cisanggarung sendiri berencana melakukan normalisasi sungai Cipelang pada tahun depan.
“Kami sangat khawatir rumah yang berada di pinggir Sungai Cipelang akan ambruk terkena abrasi, terutama pada 4 rumah yang sudah mengalami retak-retak,” imbuhnya.
Sebelumnya, sebanyak 8 rumah warga di Blok Sukaasih RT 18 RW 06 Dusun Pasir Desa Cipelang Kecamatan Ujungjaya terancam abrasi sungai Cipelang. Bahkan, dapur dari 8 rumah tersebut sudah dibongkar karena jarak aliran sungai sudah semakin dekat.
Selain dibongkar pada bagian dapur, rumah-rumah tersebut mengalami retak pada bagian tembok. Ada beberapa rumah yang mengalami miring dan doyong hampir roboh.
“Bahkan ada satu rumah yang sudah tidak ditinggali. Pemiliknya, Eman sudah pindah karena khawatir tergerus aliran sungai Cipelang,” ujar Sekretaris Desa Cipelang, Oding Suryadi.
Adapun jarak antara aliran sungai dengan rumah warga saat ini hanya menyisakan antara 2 hingga 5 meter. Awal kejadian abrasi terjadi pada tahun 2013 dengan jarak antara rumah dan aliran sungai mencapai puluhan meter.
“Awalnya, aliran sungai cukup jauh, kini hanya menyisakan 2 hingga 5 meter saja,” tuturnya.
Disebutkan, saat musim hujan tiba dan mulai deras air tidak mencapai rumah warga. Namun, ketika air Sungai Cipelang mulai datang tanah di pinggir sungai tergerus air dan roboh hingga longsor. Sehingga, rumah warga mulai retak dan roboh.
“Apalagi saat ini warga mulai khawatir karena musim hujan akan tiba. Setelah kemarau panjang, tanah di wilayah tersebut sangat kering. Ketika terkena air, bebannya akan sangat banyak menyebabkan adanya potensi tergerus kembali oleh air,” tuturnya. (gun)