Ampas Tahu Sumber Protein Ternak Ruminansia

oleh
Dr. Ir. Iman Hernaman

RADARSUMEDANG.ID, JATINANGOR – Jika jalan-jalan ke Kabupaten Sumedang Jawa Barat, tidak lengkap rasanya jika kita tidak mencicipi kudapan yang sangat terkenal di Indonesia, yaitu tahu Sumedang. Makanan ini memiliki ciri yang khas, yaitu  berbentuk kotak kemudian tekstur luarnya berwarna kecoklatan dan renyah saat digigit. 

Konon katanya tahu Sumedang dimulai oleh keluarga Boen Keng yang merintis usaha pembuatan tahu sudah lebih dari 100 tahun lalu. Kemudian rintisan ini dilanjutkan oleh keluarganya dan sebagian bekas karyawannya yang juga mendirikan usaha tahu Sumedang, sehingga perkembangan usaha tahu Sumedang semakin masif menyebar ke berbagai wilayah di Kabupaten Sumedang, bahkan ke luar Kabupaten Sumedang.

Hal tersebut mendorong Dosen dan Insinyur Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Dr. Ir. Iman Hernaman melakukan penelaahan lebih jauh mengenai tahu Sumedang.

Menurut Iman, saat ini tercatat sebanyak 282 industri tahu di Kabupaten Sumedang dengan kebutuhan kacang kedelai sudah melebihi 600 ton per bulan.

“Pembuatan tahu akan menghasilkan hasil ikutan berupa limbah cairan dan padatan. Limbah cairan biasanya dibuang, sedangkan limbah padatan berupa ampas tahu menjadi komoditas yang menguntungkan untuk pakan ternak ruminansia. Bahkan ampas tahu ini lebih laku dibandingkan dengan tahunya sendiri,” ujar Iman yang juga Anggota AINI dan PII kepada Radar Sumedang.

Menurutnya, lakunya ampas tahu tersebut karena jauh-jauh hari sebelumnya sudah dikontrak oleh ternak ruminansia untuk pakan penguat bagi ternaknya.

“Tahu meskipun merupakan makanan yang populer, akan tetapi belum tentu semuanya laku, namun ampas tahu pasti laku dan habis dipesan. Oleh karena itu, ada anekdot di kalangan peternak bahwa yang dikenal bukan pabrik Tahu tapi pabrik Ampas Tahu,” katanya.

Iman menjelaskan, pembuatan tahu akan menghasilkan ampas tahu sebanyak 1,4 kali dari jumlah bahan baku kacang kedele yang digunakan. Jadi di Kabupaten Sumedang setiap bulan akan dihasilkan ampas tahu sebanyak lebih dari 850 ton.

“Komposisi zat gizi ampas tahu terdiri atas 8,69% bahan kering, 18,67% protein kasar, 24,43% serat kasar, 9,43% lemak kasar, 3,42%  abu dan 41,97% BETN. Melihat komposisinya, ampas tahu memiliki kadar protein yang cukup tinggi dan digunakan sebagai bahan pakan penguat sumber protein,” ucapnya.

Lebih lanjut Iman mengatakan, Ampas tahu telah lama digunakan sebagai pakan penguat/konsentrat dan menghasilkan pertumbuhan yang baik bagi ternak ruminansia meskipun hanya dikombinasikan dengan rumput lapangan saja.

“Ampas tahu yang diberikan ad libitum akan meningkatkan pertambahan bobot badan domba sebesar 123 g/hari. Di Taiwan ampas tahu digunakan sebagai pakan sapi mencapai 2-5 kg per ekor per hari, sedangkan di Jepang penggunaan ampas tahu untuk pakan ternak terutama sapi perah dapat mencapai 70%. Penggunaan ampas tahu pada kambing cukup baik untuk pertumbuhan dan akan memberikan keuntungan usaha,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut ia, apabila ampas tahu digunakan sebagai pakan konsentrat sebanyak rata-rata 5 kg untuk ternak sapi dewasa per ekor per hari, maka potensi ampas tahu di Kabupaten Sumedang dapat memberikan pakan untuk sapi dewasa sebanyak lebih dari 5.500 ekor atau setara dengan 40.000 ekor domba/kambing dewasa.

“Besarnya kontribusi sebagai pakan konsentrat, telah membuktikan bahwa kehadiran pabrik Ampas Tahu ini  sangat besar peranannya dalam perkembangan ternak ruminansia di Kabupaten Sumedang,” tandasnya. (tha)