RADARSUMEDANG.id, KOTA – Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli menyampaikan bahwa berkaitan dengan rencana ekspor komoditas gedong gincu asli Sumedang ke Negeri Sakura Jepang betul-betul diperhatikan dengan baik.
Pasalnya otoritas Jepang memiliki ketentuan yang harus dipenuhi oleh para pemilik lahan gedong gincu. Yang mana, gedong gincu yang diekspor harus terbebas dari lalat buah jenis Bactrocera Occipitalis.
Karenanya, untuk memenuhi kualifikasi mangga yang diekspor, sebagaimana diketahui Badan Karantina Indonesia membangun instalasi Vapor Heat Treatment (VHT) akan dibangun di Tolengas, Kecamatan Tomo.
VHT merupakan salah satu cara untuk memanaskan buah menggunakan uap air sehingga terjadi denaturasi pada enzim buah.
“Rencananya Jepang mau kirim alat untuk mendeteksi lalat buah sambil investasi gudang di Sumedang senilai Rp 40 miliar dan diharapkan bisa ekspor 400 ton sebulan,” kata Yudia saat dikonfirmasi Radar Sumedang di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Sumedang, belum lama ini.
Kendati demikian untuk bisa memenuhi permintaan 400 ton mangga gedong gincu sebulan, Pemkab Sumedang akan melakukan MoU dengan kabupaten tetangga yang memiliki kebun mangga.
“Untuk memenuhi permintaan 400 ton sebulan maka akan dilakukan MoU dengan kabupaten tetangga penghasil mangga Gedong Gincu. Kuningan sudah oke, sementara kabupaten Majalengka dan Subang belum ada kesepakatan. Mudah mudahan 400 ton bisa terpenuhi,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Sumedang, Sajidin menyebutkan, Sumedang memiliki 3.600 hektare lahan mangga Gedong Gincu sehingga untuk memenuhi permintaan ekspor harus kerja sama dengan kabupaten lain.
Kata dia, pengembangan Gedong Gincu juga mendapat dukungan dari Pemprov Jabar dan berbagai perguruan tinggi. Bahkan ada metode tersendiri untuk lebih meningkatkan kehigienisan dengan metode intervensi uap panas. Mengingat, soal kehigienisan Jepang sangat ketat untuk ini.
“Tempat ini akan dibangun di Tolengas sehingga mangga dari berbagai kecamatan seperti Tomo, Ujungjaya, Jatigede akan disterilkan di tempat (eks pasar Tolengas berukuran 6000 m²) yang dinamakan VHT, dikemas kemudian siap diangkut untuk diekspor ke Jepang,” terang Sajidin.
Adapun kebutuhan ekspor yang dimaksud lanjut Sajidin sekitar 1200 ton per tahun. Terlebih Jepang mempunyai program menghadirkan buah-buahan tropis untuk rumah tangga sehingga anak-anak diwajibkan memakan buah-buahan.
“Jepang membutuhkan buah-buahan dari negara tropis akan tetapi rata-rata harganya mahal sehingga dicari untuk dibeli yang murah. Kalaupun tidak terpenuhi maka pihaknya telah menyiapkan upaya dengan cara berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi untuk mengkoordinasikan kabupaten tetangga seperti Kuningan dan Majalengka untuk bisa memenuhi kebutuhan ekspor,” paparnya.
Sajidin menambahkan mangga gedong gincu tidak berbuah sepanjang bulan sehingga ada perlakuan yang dinamakan off sessions juga regenerasi penanaman namun tetap memperhatikan kualitas dengan bantuan dari perguruan tinggi.
Sebagaimana diberitakan Radar Sumedang sebelumnya, Sumedang akan memulai ekspor mangga Gedong Gincu ke Jepang pada November 2024. Mangga Gedong Gincu salah hasil bumi unggulan Sumedang. “Kami akan ekspor mangga Gedong Gincu November mendatang. Saat ini sedang disiapkan Letter of Intent (LoI) antara BUMD Sumedang dengan perusahaan Jepang yang dipimpin Mr. Hayasi,” kata Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli saat raker dengan jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kamis, (30/5/2024) lalu.
Menurutnya, Pemda Kabupaten Sumedang terus berupaya untuk meningkatkan perekonomian daerah. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan memfasilitasi ekspor produk pertanian lokal ke pasar internasional. (jim)