Sekolah Sangat Berduka Cita Atas Kejadian Ini
RADARSUMEDANG.id, KOTA – Seorang pelajar SMA IT Insan Sejahtera Sumedang bernama Kaisar Akira Ayman (16) meninggal dunia usai tenggelam di Objek Wisata Klingking Beach, Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Rabu (30/10).
Setelah dilakukan pencarian oleh tim Basarnas, Akira akhirnya ditemukan pada Kamis (31/10) sekitar pukul 10.00 WIB, dengan radius 200 meter dari lokasi kejadian. Akira ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
Korban diketahui merupakan anak pertama drummer Mata Band asal Sumedang, Mulyadi Hidayat atau yang lebih dikenal Wok Bahman.
Musibah tenggelamnya Akira menjadi perhatian publik masyarakat Sumedang. Pihak sekolah pun memberikan penjelasan terkait dengan adanya peristiwa tersebut.
Wakil Kepala Sekolah SMA IT Insan Sejahtera Isti Fauziah menuturkan, agenda ke Bali dalam rangka kegiatan Edu Tour tersebut sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari oleh pihak sekolah serta kesepakatan antara siswa maupun orangtua. Dikatakan, total terdapat 41 siswa yang ikut melakukan edu tour ke Bali.
“Ada 41 siswa yang berangkat kelas 11, total siswa itu ada sekitar 50 siswa, jadi tidak semuanya ikut ke sana,” ungkap Isti, kepada Radar Sumedang, Kamis sore.
Setelah sampai di Pulau Bali rombongan siswa melakukan beberapa kegiatan, diantaranya pada Rabu (30/10) mendatangi wisata yang berada di Nusa Penida.
Sebagian siswa yang turun ke bawah termasuk dengan korban langsung bermain air. Namun berdasarkan laporan dari lokasi kejadian bahwa tiba-tiba muncul ombak yang cukup besar, sehingga salah satu siswanya yakni Kaisar langsung terseret dan hilang.
“Jadi mereka itu hanya bermain air yang mana tidak sampai ke tengah hanya di bibir pantai saja. Anak-anak berani turun ke bawah memang anak-anak melihat bahwa airnya itu tenang. Pembimbing pun terus mewanti-wanti kepada anak-anak untuk berhati-hati, namun seketika ada ombak yang tadinya tenang langsung besar entah bagaimana korban terseret arus dan langsung hilang,” katanya.
Setelah Kaisar dinyatakan hilang, pihak sekolah pun langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian hingga tim SAR yang berada di Bali. Saat pencarian hari pertama korban tim SAR gabungan masih nihil menemukan korban.
Baru pada hari kedua tepatnya pada Kamis pagi Kaisar akhirnya dapat berhasil ditemukan akan tetapi dengan kondisi sudah meninggal dunia.
“Pada saat orang tuanya tiba di lokasi mungkin sekitar pukul 09.00 pagi lebih dan di sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat allhamdulilah korban ditemukan tapi sayangnya sudah dalam keadaan meninggal dunia,” ucap Isti.
Isti mengungkap, selain siswa terdapat tujuh pendamping dari siswa selama melakukan aktivitas edu tour dari Sumedang ke Bali. Lanjutnya, usai insiden tersebut semua kegiatan Edu Tour dihentikan, dan para siswa tidak diperbolehkan keluar hotel.
“Untuk yang berangkat kan ada 41 siswa sedangkan pendampingnya itu ada 7 orang pendamping salah satunya Kepala Sekolah yang ikut. Jadi dibuat ada 6 kelompok, satu kelompok beranggotakan 8 orang siswa,” ujarnya.
Pihak sekolah menyampaikan turut berduka cita, insyaAllah almarhum husnul khotimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Isak tangis keluarga pun tak terbendung saat prosesi pemakaman Kaisar Akira di TPU Padasuka, Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, pada Jumat (1/11) pukul 08.00 WIB. Pantauan di lokasi, ratusan pelayat dari keluarga, rekanan, teman sekolah, hingga para guru mengantarkan Kaisar ke tempat peristirahatan terakhir.
Termasuk, diantara para pelayat tersebut tampak Bupati Sumedang Periode 2018-2023 H Dony Ahmad Munir. Dony bahkan tampak menangis sedih atas meninggalnya anak dari sahabatnya tersebut. Satu per satu para pelayat pun memberikan dukungan moril kepada keluarga yang ditinggalkan.
Sementara itu tangisan dari Wok Bahman beserta istri dan kedua anaknya tidak bisa terbendung saat jenazah Kaisar akan dimasukan ke tempat peristirahatan terakhir dari sang putra sulungnya tersebut.
Wok Bahman mengatakan, sang anak merupakan sosok yang dinilai gampang bergaul sehingga banyak memiliki teman. Jauh sebelum peristiwa ini terjadi, Kaisar sendiri tengah belajar bisnis.
“Almarhum seperti saya banget banyak bergaul dan banyak teman. Dia tuh lagi belajar bisnis sebetulnya, sama saya lagi belajar cara penghitungan bisnis. Itu yang kemarin sedang dilakukan dari SMA sudah belajar bisnis,” ungkapnya.
Sementara itu, pihak keluarga menganggap bahwa hilangnya nyawa Kaisar merupakan salah satu musibah. Pihak keluarga pun tidak ingin menyalahkan siapapun dengan adanya peristiwa tersebut.
“Ini musibah jadi semua orang diciptakan sudah ada porsinya, kalau Kaisar meninggal tenggelam pada hari Rabu tanggal 30 Oktober. Saya datang ke Bali pun sudah saya tekankan tidak akan menyalahkan siapapun, saya tidak akan marah ke Allah saya akan menerima semuanya,” tuturnya. (gun)