RADARSUMEDANG.id, CIMALAKA – Berawal dari kebosanan selama pandemi Covid-19, Amanah Asri, SE., M.Si., M.Sn (40), berhasil mengubah limbah rempah-rempah menjadi produk bernilai ekonomis. Wanita asal Lampung ini menciptakan inovasi yang disebut Benang Rempah, bahan dasar untuk berbagai kerajinan tangan seperti tas, taplak meja, kimono, dan selendang.
Ditemui di acara Hari Desa Nasional di Lapangan Desa Cibeureum Kulon, Kecamatan Cimalaka, Selasa (14/1/2025), Asri menceritakan awal mula idenya. “Saat pandemi, banyak orang mengonsumsi rempah untuk meningkatkan imun tubuh. Di pedesaan, limbah rempah seperti batang dan daun temulawak, serai, serta lengkuas sangat melimpah. Dari situ, saya berpikir untuk mengolahnya,” ungkap Asri.
Setelah melakukan uji morfologi di Balai Besar Morfologi dan pengujian tekstil di Badan Tekstil Kementerian Perindustrian, limbah tersebut diolah menjadi serat alami hingga menjadi benang yang siap digunakan. “Produk ini telah dipatenkan dan diakui secara internasional sebagai bagian dari promosi Sustainable dan Eco-Friendly Fashion,” ujarnya.
Asri melibatkan masyarakat adat dari berbagai daerah seperti Banten, Lampung, Sumatera Utara, NTT, dan NTB untuk memproduksi kain dari benang rempah ini. “Masyarakat adat memiliki teknik tenun tradisional yang unik, sehingga hasilnya tidak hanya bernilai ekonomis tetapi juga memiliki kualitas bersaing,” tambahnya.
Hasil kolaborasi dengan masyarakat adat telah menghasilkan kain-kain berkualitas tinggi yang dapat bersaing dengan tenun tradisional lainnya di Indonesia. “Dengan menggunakan serat alami rempah, kita tidak hanya menciptakan produk lokal yang berdaya saing tinggi, tetapi juga mendukung konsep fesyen yang ramah lingkungan,” tutup Asri.(jim)