RADARSUMEDANG.id, PAMULIHAN – Hujan dengan intensitas tinggi di Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, menyebabkan banyak tanaman cabai mati dan membusuk. Kondisi ini memaksa petani menghadapi gagal panen, yang berdampak pada melonjaknya harga cabai di pasaran.
Anen, salah seorang petani cabai setempat, mengungkapkan bahwa curah hujan yang tinggi membuat sebagian besar tanamannya terendam air hingga mati.
“Tanaman saya banyak yang mati. Kalau yang ditanam di dekat jalan saja sudah banyak yang mati, apalagi yang di daerah pesawahan. Kalau terendam air, hampir semuanya mati,” ungkap Anen, Selasa (14/1).
Anen menjelaskan bahwa mayoritas petani di Desa Sukawangi menanam cabai jenis domba atau rawit merah. Dari kebun seluas 250 meter persegi miliknya, sekitar 25 persen hasil tanamnya mengalami kegagalan panen.
“Cuaca ekstrem adalah penyebab utamanya. Tanaman jadi layu, batangnya busuk, akarnya rusak, dan buahnya membusuk. Akibatnya, kualitas produksi kami menurun drastis,” jelasnya.
Penurunan produksi tersebut memicu lonjakan harga cabai. Di tingkat petani, harga cabai kini mencapai Rp 80 ribu per kilogram, sedangkan di pasar, harga cabai domba melonjak hingga Rp 120 ribu per kilogram.
“Karena produksinya turun, harganya jadi bagus. Sebagai petani, tentu kami berharap harga tetap tinggi, tetapi dengan kondisi panen yang baik. Kalau panen raya begini, biasanya harga sulit bertahan mahal,” ujar Anen.(gun)