RADARSUMEDANG.id, JATIGEDE — Bupati Sumedang terpilih, Dony Ahmad Munir, menyampaikan rencana strategis mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sumedang melalui gerakan Starbak (Satu Desa Satu Hektar Buruh Tani Bangkit). Gerakan ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa.
“Gerakan Starbak ini dapat mendukung MBG. Tinggal bagaimana kita memperkuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar mampu menyerap hasil-hasil produksi pertanian di desanya. Jangan sampai masyarakat menanam, tapi tidak ada yang menyerap hasilnya,” ujar Dony kepada awak media usai menghadiri peresmian PLTA Jatigede, Senin (20/1/2025).
Dony menegaskan bahwa gerakan ini akan direalisasikan di seluruh desa di Sumedang selama masa kepemimpinannya bersama Wakil Bupati Fajar Aldila. “Sebenarnya ini adalah kelanjutan dari program sebelumnya, seperti gerakan Teras Hejo yang mengoptimalkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam demi meningkatkan ketahanan pangan secara mandiri,” tambahnya.
Menurut Dony, program Starbak akan didukung penuh oleh pemerintah daerah, termasuk penyediaan bibit, benih, pupuk, dan sarana prasarana. “Dengan cara ini, setiap desa dapat membudayakan ketahanan pangan, sehingga kebutuhan pangan mingguan dan bulanan dapat terpenuhi,” katanya.
Mendagri: Bumdes Kunci Sukses Program MBG
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebutkan bahwa BUMDes di setiap desa memiliki peluang besar dalam mendukung program makan bergizi bagi anak-anak dan ibu hamil. Pasokan pangan dalam jumlah besar untuk program ini dapat dikelola oleh BUMDes.
“Desa dapat memanfaatkan program ini dengan menjadi pemasok utama untuk dapur-dapur yang melayani program gizi tersebut. Sinergi antardesa atau dengan pengusaha dapat menciptakan solusi yang saling menguntungkan,” ujar Tito saat memberikan arahan pada Musyawarah Desa di Lapangan Desa Cibeureum Kulon, Kecamatan Cimalaka, Rabu (15/1/2025).
Tito juga mendorong pembentukan BUMDes yang fokus pada sektor pangan untuk mengembangkan ekonomi lokal dan memperkuat ketahanan pangan. “Desa yang mampu menghidupkan sektor pangannya secara mandiri tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga mencegah migrasi anak muda ke kota,” katanya.
Ia mencontohkan keberhasilan DKI Jakarta melalui ID Food dan Foodstation dalam menjaga stabilitas harga pangan dengan menyerap produk pertanian saat harga anjlok dan menjualnya kembali saat harga naik. Tito pun mengajak kepala daerah untuk mempertimbangkan pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di sektor pangan agar desa dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.(jim)