RADARSUMEDANG.id, PAMULIHAN – Ribuan jamaah dari berbagai wilayah di Jawa Barat dan luar daerah hadir dalam Rajaban Akbar 1445 H di Pondok Pesantren Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah Pusat, Dusun Simpang, Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Minggu (2/2).
Acara ini dihadiri oleh para habaib, ulama, umaro, dan umat Islam yang berkumpul untuk bersyukur atas anugerah keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT serta Rasulullah SAW.
Pimpinan Ponpes Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah, Abuya Prof. Dr. (H.C.) KH. Muhammad Muhyiddin Abdul Qodir Al-Manafi, MA., dalam tausiyahnya mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa bersyukur atas nikmat iman dan Islam.
“Yang paling besar yang harus kita hadirkan dalam hati adalah rasa syukur tatkala Allah SWT menganugerahkan iman, keyakinan, kecintaan, dan kerinduan kepada-Nya. Anugerah terbesar adalah ketika kita ditakdirkan menjadi umat Nabi Muhammad SAW, karena beliau adalah kekasih Allah,” ungkap Abuya.
Abuya menyebutkan, Rajaban Akbar ini menjadi ajang memperkokoh ukhuwah Islamiyah di tengah umat Islam, terutama di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Abuya mengingatkan bahwa jika persaudaraan tidak dijaga dengan erat, nilai-nilai Islam akan tergerus dan bangsa ini akan melemah.
“Maka dari itu, saya mengundang para habib, habaib, dan seluruh jamaah untuk bersama-sama menjaga ukhuwah dan nilai-nilai Islam. Kita tahu yang tengah heboh sekarang ini, kalau tidak cepat ditangani oleh yang berpengaruh yaitu oleh Pemerintah, TNI, Polri, Parpol, Ormas, maka dalam waktu singkat Indonesia akan menjadi negara seperti negara lain yang kini mengalami konflik,” jelasnya.
Abuya juga menyoroti kondisi bangsa yang tengah menghadapi berbagai tantangan. Ia mengajak pemerintah, TNI, Polri, partai politik, dan ormas untuk bersatu dalam menjaga keutuhan NKRI dari ancaman yang ingin melemahkan bangsa.
“Saat ini ada pihak-pihak yang berusaha mengobok-obok negeri ini dengan mengatasnamakan agama. Kita harus waspada! Tujuan mereka adalah melemahkan kekuatan bangsa agar mudah dikuasai,” ujarnya.
Abuya menekankan pentingnya menjaga persatuan tidak hanya di antara sesama Muslim, tetapi juga dengan seluruh warga negara Indonesia, termasuk yang non-Muslim.
“Kita harus memperkokoh ukhuwah, menyatukan persepsi, dan memegang teguh kesatuan serta persatuan Indonesia,” pesan Abuya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI H. Cucun Ahmad Syamsurijal, memberikan apresiasi tinggi terhadap peran Pondok Pesantren Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjaga nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.
Ia menegaskan bahwa pondok pesantren, terutama Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah, telah mengambil peran besar dalam menjalankan tugas-tugas negara, terutama dalam pendidikan dan pembinaan moral masyarakat.
“Tugas dan fungsi negara yang dilakukan oleh Ponpes Asy-Syifaa sangat luar biasa. Saya mengapresiasi Abuya sebagai guru para kiai yang telah menjalankan tugas negara dengan sebaik-baiknya,” ujar H. Cucun.
Ia menyaksikan sendiri bagaimana Abuya Prof. Dr. (H.C.) KH. Muhammad Muhyiddin Abdul Qodir Al-Manafi, MA. membangun pondok pesantren ini dari nol tanpa bantuan negara. Menurutnya, perjuangan Abuya dalam mendidik umat dan berdakwah ke berbagai daerah adalah bentuk nyata dari pengabdian yang luar biasa.
“Saya menjadi saksi hidup bagaimana Abuya mendirikan pondok ini, berdakwah keliling, dan membangun dari awal. Jasa ulama dan para kiai dalam mengambil tugas negara bukanlah sesuatu yang kecil, melainkan sangat besar,” tegasnya.
Sebagai wakil rakyat, ia pun mengucapkan rasa terima kasih kepada para ulama dan kiai atas peran serta mereka dalam membangun bangsa.
“Atas nama negara, saya mengucapkan terima kasih atas jerih payah, tenaga, pikiran, dan materi yang telah dikeluarkan oleh Abuya dan para ulama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” katanya.
Menurutnya, kehadiran pondok pesantren bukan sekadar untuk membentuk generasi yang kuat secara spiritual, tetapi juga memiliki peran sosial yang besar.
“Pesantren bukan hanya untuk mendidik santri dalam keilmuan agama, tetapi juga mengajarkan kepedulian sosial di tengah masyarakat. Abuya mendidik kita semua untuk hadir dan peduli terhadap lingkungan sekitar agar para santri bisa memberikan manfaat ketika kembali ke kampung halaman masing-masing,” jelasnya.
Cucun juga menyoroti bagaimana Ponpes Asy-Syifaa tidak ketinggalan dalam mengikuti perkembangan zaman. Menurutnya, metode dakwah yang dulu dilakukan oleh Walisongo, kini dilakukan oleh Abuya dengan pemanfaatan teknologi dan media sosial yang luar biasa.
“Sekarang banyak orang yang tidak memahami agama tetapi lebih dicintai masyarakat hanya karena menguasai media sosial. Tapi Ponpes Asy-Syifaa tidak ketinggalan dalam hal ini,” tambahnya.
Ia pun mengaku selalu mengikuti perkembangan media sosial pesantren sebagai bentuk keseimbangan dalam menghadapi perubahan zaman.
“Saya selalu mengikuti perkembangan media sosial Ponpes Asy-Syifaa. Ini adalah salah satu wujud bagaimana pesantren ini mampu mengimbangi kondisi zaman dengan tetap mempertahankan nilai-nilai Islam,” tutupnya.
Dengan apresiasi yang diberikan oleh Wakil Ketua DPR RI ini, diharapkan peran pondok pesantren semakin diakui sebagai lembaga yang berkontribusi besar bagi bangsa, baik dalam aspek pendidikan, sosial, maupun dakwah Islam di era modern.(tha)