Waspada Penipuan Online! Diskominfomasanditik Sumedang Ingatkan Modus Catut Nama Pejabat

oleh
Baliho himbauan waspada dengan penipuan online dipasang di Kantor Diskominfomasanditik Kabupaten Sumedang di Jalan Angkrek, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara.

RADARSUMEDANG.id, KOTA – Masyarakat Kabupaten Sumedang diminta lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan online yang mencatut nama pejabat pemerintah maupun ASN. Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfomasanditik) Kabupaten Sumedang mengungkapkan bahwa tren penipuan seperti ini kerap terjadi, terutama melalui pesan instan seperti WhatsApp.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfomasanditik Kabupaten Sumedang, Erick Febriant, mengatakan bahwa pelaku penipuan biasanya mengaku sebagai pejabat atau ASN, lalu mencoba meyakinkan korban sebelum akhirnya meminta sejumlah uang atau sumbangan.

“Modusnya, pelaku menghubungi korban melalui WhatsApp dengan mengaku sebagai pejabat atau tokoh tertentu. Setelah mendapat kepercayaan, mereka akan meminta uang dengan berbagai alasan, seperti bantuan dana atau sumbangan,” ujar Erick saat ditemui Radar Sumedang di ruang kerjanya, Senin (3/2/2025).

Marak Saat Rotasi Pejabat

Erick mengungkapkan bahwa fenomena ini semakin marak setelah adanya rotasi dan mutasi pejabat di lingkungan Pemkab Sumedang. Bahkan, dirinya sendiri pernah menjadi target penipuan dengan modus pemesanan katering.

“Untungnya, pemilik katering tidak langsung percaya dan melakukan verifikasi ke kami. Kepala Diskominfomasanditik pun pernah mengalami kejadian serupa,” ungkapnya.

Untuk menangkal penyebaran hoaks dan penipuan digital, sejak tahun 2020 Pemkab Sumedang telah membentuk Unit Saber Hoaks Daerah (USHD), yang merupakan bagian dari Jabar Saber Hoaks di bawah Pemprov Jabar. Unit ini bertugas memverifikasi informasi yang beredar di masyarakat, termasuk klaim palsu yang mencatut nama ASN.

Ancaman AI dan Literasi Digital

Menurut Erick, perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), semakin mempermudah aksi penipuan. Saat ini, pelaku dapat membuat foto seseorang tampak bergerak dan berbicara seolah-olah mereka benar-benar menyampaikan pesan tertentu.

“Kini dengan AI, wajah seseorang bisa dibuat seolah berbicara sesuai keinginan pelaku. Tapi jika diperhatikan lebih seksama, gaya bicara dan intonasi bisa berbeda dari aslinya. Masyarakat harus lebih waspada,” tegasnya.

Guna meningkatkan kesadaran digital, Diskominfomasanditik terus melakukan sosialisasi, terutama ke lingkungan pendidikan, dengan harapan para siswa dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan informasi kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya.

“Kami juga membuka kanal pengaduan melalui akun Instagram Sumedang Saber Hoaks, di mana masyarakat bisa melihat daftar informasi hoaks yang telah diverifikasi, mulai dari lowongan kerja palsu, kegiatan hiburan, hingga pencatutan nama pejabat,” jelasnya.

Masyarakat Semakin Cerdas

Meski modus penipuan terus berkembang, Erick menilai masyarakat Sumedang semakin cerdas dalam menyaring informasi.

“Hingga saat ini belum ada laporan masyarakat yang tertipu dengan modus ini. Masyarakat kini lebih selektif dan tidak mudah percaya begitu saja ketika ada nomor asing yang meminta sumbangan atau bantuan uang,” katanya.

Ia pun mengingatkan bahwa setelah pelantikan kepala daerah, kemungkinan modus penipuan seperti ini akan kembali meningkat. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dan melakukan verifikasi sebelum mempercayai informasi yang diterima.(jim)