RADARSUMEDANG.id, CIMANGGUNG– Banjir yang melanda empat desa di Kecamatan Cimanggung pada Kamis (13/3) malam menjadi banjir terparah yang dialami warga dalam beberapa tahun terakhir. Luapan Sungai Cimande bahkan masuk ke ratusan rumah warga.
“Banjir semalam parah, besar sekali. Biasanya air hanya sampai di luar rumah, tapi kali ini sampai masuk ke dalam,” kata Yoyoh, warga Desa Cihanjuang, Jumat (14/3).
Selain Cihanjuang, banjir juga merendam tiga desa lainnya, yakni Sukadana, Sindanggalih, dan Sindangpakuwon.
“Tinggi air yang masuk ke rumah sekitar setengah meter, sampai selutut orang dewasa,” ujar seorang warga.
Warga lainnya, Rika, memilih mengungsi sementara ke rumah sanak saudaranya yang tidak terdampak banjir.
“Semalam saya langsung mengungsi ke rumah saudara. Setelah sahur balik lagi ke sini, ternyata rumah masih tergenang. Untungnya barang-barang sudah dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi,” katanya.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, menjelaskan bahwa banjir di Cimanggung terjadi akibat luapan Sungai Cimande yang disebabkan oleh intensitas hujan tinggi, pendangkalan sungai, penyempitan bantaran, serta beberapa tanggul yang jebol.
“Diperlukan normalisasi sungai sepanjang tiga kilometer hingga perbatasan dengan Bandung. Beberapa tanggul juga perlu diperbaiki, serta sistem drainase harus dibenahi. Selain itu, di hulu sungai harus dilakukan penanaman kembali tanaman keras,” kata Dony.
Ia menambahkan, pemerintah daerah akan segera mencari solusi permanen dengan membahas langkah konkret bersama BBWS Citarum, BPBD Provinsi, dan SKPD terkait dari Sumedang.
Bupati Dony juga mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan banjir untuk selalu waspada dan siap mengungsi saat hujan deras.
“Lebih baik mengungsi lebih awal ke tempat yang lebih aman, agar tidak terjebak air saat ketinggian meningkat. Keselamatan jiwa harus diutamakan,” tuturnya.
Sementara itu, sejak Jumat pagi, debit air mulai berangsur surut. Pemkab Sumedang juga telah mengirimkan bantuan logistik dan keperluan lainnya bagi warga terdampak. (gun)